Rabu 18 Nov 2015 08:57 WIB
Serangan Teror Paris

Presiden Prancis Tetapkan Status Darurat Perang Selama Tiga Bulan

Francois Hollande
Foto: huffingtonpost
Francois Hollande

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis akan berada dalam keadaan darurat selama tiga bulan ke depan dan memastikan 'berperang' dengan ISIS. Presiden Prancis, Francois Hollande mengatakan kepada anggota parlemen di Paris, Rabu (18/11), dia akan menghancurkan 'kelompok teror dengan mengintensifkan serangan bom di Suriah dan akan mengirim sebuah kapal induk dikemas dengan jet pekan ini ini.

Dilansir Daily Mail, Rabu (18/11), dalam pidato di Versailles, Hollande mengumumkan ia ingin resolusi Dewan Keamanan PBB yang baru untuk melawan ISIS "Perancis berperang. Tidak ada barbar yang akan mencegah kita. Kita telah memutuskan untuk hidup. Untuk hidup sepenuhnya. Terorisme tidak akan menghancurkan republik, karena republik akan menghancurkan terorisme," tegasnya.

Baca: ISIS tak akan Menyerang Pertahanan Amerika Serikat

Untuk membuat Prancis lebih aman dari serangan di masa depan, ia mengatakan akan mengubah hukum untuk mencabut kewarganegaraan Perancis yang teridentifikasi teroris. Selama tiga bulan ke depan, 1.500 tentara tambahan disiapkan menjaga bangunan resmi dan situs keagamaan dan menegakkan kontrol ketat di perbatasan negara.

Sementara itu, Jet Perancis telah meluncurkan serangkaian 'besar' serangan udara pada ISIS di Suriah, Senin (16/11). Serangan dilakukan oleh sepuluh pesawat tempur yang menjatuhkan 20 bom di ibukota kelompok teror di Raqqa, menghancurkan pusat komando, kamp pelatihan dan gudang amunisi.

Video: Fenomena Aneh, Sungai Es Mengalir di Gurun Arab

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement