REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia meningkatkan serangan terhadap kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah. Rusia mengirim pembom jarak jauh dan menembakkan tembakan rudal jelajah.
Berbicara pada pertemuan keamanan diadakan pada Senin (16/11) malam, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan serangan udara di Suriah akan diintensifkan.
"Pekerjaan serangan udara kami di Suriah tidak hanya harus dilanjutkan, tetapi harus ditingkatkan untuk membuat penjahat memahami pembalasan sudah dekat," katanya seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (18/11).
Para pejabat Rusia mengatakan angkatan udara negara itu telah melakukan 2.300 misi udara di Suriah dalam 48 hari terakhir. Dalam menanggapi serangan teror di Paris, Prancis, Jumat (13/11), kapal perang Rusia di Laut Kaspia telah diperintahkan dioperasikan sebagai sekutu dengan rekan Prancis di Mediterania.
Tapi kali ini untuk pertama kalinya rudal yang ditembakkan berasal dari sebuah kapal selam Rusia di Mediterania. Target serangan menurut Kementerian Pertahanan Rusia, yaitu markas pelatihan, kantor pusat dan gudang amunisi ISIS di dekat Raqqa.
Rusia juga menggunakan pembom jarak jauh Tupolev untuk memperkuat serangan udara, banyak dari mereka meluncurkan rudal jelajah.
Baca juga
Sepotong Pembicaraan Mengharukan Sopir Taksi Muslim dan Musisi
Penembakan Kembali Terjadi di Paris
Kepedihan Migran dalam Surat Kuno Abad ke-17