REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kepolisian menggerebek sebuah apartemen di Saint Denis yang terletak di pinggiran utara Paris, Prancis. Penggerebekan itu merupakan salah satu operasi terkait penyerangan di Paris, Jumat pekan lalu.
Dalam penggerebekan Rabu pagi, seorang wanita meledakkan dirinya. Wanita tersebut sempat menembaki polisi dengan senapan otomatis jenis AK-47 sebelum akhirnya melakukan bom bunuh diri.
"Seorang pria lain tewas dalam operasi itu dan polisi telah menahan setidaknya dua orang," kata salah seorang perwira polisi seperti dikutip dari The Wall Street Journal, Rabu (18/11).
Serangan itu dilakukan karena otoritas Prancis menduga Abdelamid Abaaoud adalah dalang di balik serangan Paris, Jumat pekan lalu. Abaaoud disebut-sebut sebagai seorang ektremis kelahiran Belgia yang sedang bersembunyi di pinggiran kota.
(Baca juga: CIA: Serangan Paris Bukan Satu-satunya)
Penyidik menduga Abaaoud bersembunyi di Saint Denis, Paris. Pelaku yang mampu meledakkan rompi peledak pada serangan pekan lalu membuat kekhawatiran terhadap keamanan Eropa meningkat. Bagaimana tidak, sebuah operasi ekstremis yang menonjol dan menjadi daftar sasaran militer barat berhasil menyelinap melalui perbatasan untuk menabur teror di jantung benua.
Abaaoud adalah salah satu dari dua orang yang diperbincangkan dalam serangan yang menewaskan 129 orang. Otoritas Prancis dan Belgia juga sedang mencari Salah Abdeslam yang diduga juga berperan dalam serangan tersebut.
Mereka percaya, ada pria lain di dalam mobil dengan Abdeslam selama serangan brutal tersebut. Polisi telah melakukan perburuan besar bagi Salah Abdeslam.