Rabu 18 Nov 2015 16:17 WIB

Penyimpangan Seks Sudah Menjadi Gaya Hidup

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Muhammad Hafil
Katakan tidak untuk seks bebas/ilustrasi
Foto: ant
Katakan tidak untuk seks bebas/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK--Meningkatnya prilaku penyimpangan seks, khusus lelaki penyuka sesama jenis atau homo di Kota Depok mendapat tanggapan dari Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Devi Rahmawati. "Saat ini sudah menjadi gaya hidup," kata Devi saat dihubungi di Depok, Rabu (18/11).

Lanjut Devi, sebenarnya, prilaku seks sesama jenis itu tidak hanya ada di Kota Depok saja tapi juga akan terus berkembang di kota-kota lainnya dan juga sudah menjangkit hingga ke wilayah yang jauh dari perkotaan.

"Perkembangan teknologi yang begitu pesat jadi salah satu pemicu orang mengikuti gaya hidup. Teknologi telah membuat marketing idelogi menjadi masif. Jadi perilaku seks menyimpang itu adalah bagian dari gaya hidup yang mudah ditiru dan dengan cepat diperkenalkan secara meluas," ujarnya.

Menurut Devi, banyak hal yang menyebabkan jumlah kaum homo di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu penyebab utamanya, semakin banyak gaya prilaku penyimpangan seks itu diperlihatkan di media, terutama dipertontonkan di media televisi. "Dulu mereka dikucilkan, sekarang gaya mereka justru diidolakan," tegas Devi.

Lebih jauh Devi menjelaskan, sudah banyak dan cukup panjang penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor penyebab prilaku penyimpangan seks, diantaranya yakni ada faktor genetika, karena ada bagian fisik tertentu yang membuat seseorang memiliki kecenderungan orientasi seks yang berbeda. Ada juga disebabkan tumbuh kembang seseorang yang mempengaruhi prilaku seksualnya. "Misalnya, jika seseorang berada dalam kondisi mencekam atau tertekan," jelasnya.

 

Selain itu, faktor sosial juga bisa mendorong seseorang yang tadinya prilaku seksnya normal berubah menjadi menyimpang karena terpengaruh lingkungan atau ikut-ikutan terlibat langsung dalam gaya hidup kaum homo.

"Beberapa tahun belakangan ini, semangat mengikuti gaya hidup semakin menguat seiring dengan gencarnya produksi budaya barat yang memarketingkan ideologi baru. Bagi mereka gaya hidup menyimpang bukan saat ini bukan sesuatu yang memalukan," terang Devi.

Untuk menghindari perilaku penyimpangan seks ini, sudah sebaiknya para orang tua mulai menanamkan ideologi seks normal kepada anak sedari kecil, namun diharapkan untuk tidak menanamkannya secara ekstrem. "Perlu penanaman ideologi tapi jangan diajarkan secara ekstrem karena itu akan membuat ideologi anak hanya imitasi," imbuh Devi.

Berdasarkan laporan Komisi Penanggulangan Aids (KPA), prilaku penyimpangan seks untuk kalangan homo di Kota Depok cenderung meningkat, pada 2014, jumlahnya 4.932 pelaku menjadi 5.791 pelaku pada tahun 2015.

"Ironinya, pelaku yang terdeteksi, selain laki-laki yang telah beristri juga tam sedikit dari mereka yang masih berusia pelajar," ungkap Sekretaris KPA Kota Depok, Herry Kuntowo. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement