Rabu 18 Nov 2015 16:55 WIB

Indonesia Diminta Bantu Atasi Konflik Kolombia

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Bendera Kolombia
Bendera Kolombia

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Pemerintah Kolombia meminta pemerintah Indonesia untuk ikut membantu menciptakan perdamaian di negara tersebut. Selama puluhan tahun, Kolombia menghadapi perlawanan dari gerakan separatis yang telah menyebabkan ratusan jiwa melayang.

"(Dengan Kolombia) Bicarakan perdamaian. Mereka ingin belajar dari Indonesia bagaimana penyelesaian (konflik) Aceh," kata Wakil Presiden, Jusuf Kalla saat pertemuan bilateral dengan Presiden Kolombia Juan Manuel Santos di Manila, Filipina, Rabu (18/11).

Ia mengatakan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi serta Hamid Alawuddin yang pernah menjadi ketua tim juru runding konflik Aceh telah mengunjungi Kolombia untuk berbagi pengalaman Indonesia dalam mencapai perdamaian.

Menurut JK, rencananya, tim perdamaian dari pemerintah Kolombia pun akan mengunjungi Indonesia untuk mempelajari penanganan konflik hingga tercapai perdamaian.

"Tadi presidennya langsung minta sama saya langsung, bagaimana sih diadakan perdamaian itu. Karena itu dia minta kerja sama saling membantu," jelas JK.

JK menyampaikan, konflik di Kolombia berlangsung lebih lama daripada konflik yang pernah terjadi di Indonesia. Celakanya, konflik yang berlangsung sekitar 50 tahun hingga kini belum berakhir. Lebih lanjut, JK juga mengaku siap jika diminta untuk menjadi juru damai dalam konflik di Kolombia.

"Kalau membantu kemanusiaan, siap saja," tambah dia.

Untuk diketahui, FARC atau Tentara Revolusioner Bersenjata Kolombia telah memerangi pemerintah Kolombia sejak pertengahan tahun 1960-an. Konflik ini telah menewaskan lebih dari 200 ribu orang.

Kelompok pemberontak ini menuntut reformasi di berbagai tempat di Kolombia. Akibat aksinya yang tergolong brutal, FARC dikategorikan sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa. Perundingan antara pemerintah Kolombia dan FARC pun diketahui telah berlangsung sejak tahun 2012.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement