Kamis 19 Nov 2015 01:00 WIB

Perjuangan Umat Islam Hingga Ada Masjid di Kawasan Menteng

Masjid Cut Meutia di Menteng, Jakarta Pusat.
Foto: Republika/Darmawan
Masjid Cut Meutia di Menteng, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarawan Betawi Alwi Shahab menjelaskan perjuangan panjang umat Islam untuk bisa menunaikan shalat berjamaah di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Menurut Alwi, Menteng dikenal sebagai perumahan para petinggi Belanda. Hanya kaum bangsawan yang bisa tinggal di kawasan elite tersebut. Rumah ibadah pun yang boleh dibangun harus sesuai dengan misi sang penjajah di Tanah Air.

"Selama Belanda berkuasa, tidak ada satu bangunan masjid pun yang berdiri di Menteng. Belanda ingin menunjukkan ke Mentang sebagai wilayahnya ke dunia sebagai simbol kekuasaannya di Indonesia," ujar Alwi kepada Republika.co.id, belum lama ini.

Ketika kemerdekaan sudah direbut para pejuang, kata Alwi, kawasan Menteng masih steril dari masjid. Hanya ada bangunan rumah mewah dan perkantoran di sana.  Tidak ditemukan masjid satu pun yang berdiri, meski mayoritas masyarakat merupakan Muslim.

Ketika memasuki era Orde Lama, upaya umat Islam yang menginginkan berdirinya masjid masih menemui jalan terjal. Itu lantaran umat Islam harus berurusan dengan kader dan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Menurut Alwi, beberapa kali kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bersitegang dengan Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) yang merupakan underbow PKI di kawasan Menteng dan sekitarnya. Pun dengan kelompok Islam lain sering bergesekan dengan para pendukung PKI.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement