Kamis 19 Nov 2015 05:17 WIB

Ustaz Maulana: Maaf Bila Ceramah Saya Ada yang Salah

Rep: Amri Amrullah/ Red: Erik Purnama Putra
Ustaz Muhammad Nur Maulana.
Ustaz Muhammad Nur Maulana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Muhammad Nur Maulana menyampaikan permintaan maafnya kepada umat Islam Indonesia bila selama ia menyampaikan ceramah agama ada hal-hal yang tidak pantas dan menyinggung umat Islam di Tanah Air.

Hal itu disampaikannya dalam pertemuan di Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan organisasi Gerakan Pemersatu Pemuda Islam (GPPI) dan organisasi pemuda Muslim lain. Pertemuan tersebut dalam rangka tabayyun dan mengoreksi apa yang dianggap kurang tepat di siaran di TransTV program 'Islam Itu Indah' edisi Senin 9 November 2015.

"Saya meminta maaf bila terdapat kata-kata dalam ceramah saya ada yang salah," kata Ustad Maulana dalam pertemuan tersebut, Rabu (18/11). Permintaan maaf Ustaz Maulana tersebut terkait pesannya tentang memilih pemimpin tidak seiman.

Ustaz kondang terkenal dengan slogan 'Jamaah, oh Jamaah' ini menarik kembali ucapannya, terkait 'pemilihan pemimpin tidak ada kaitannya dengan Islam'.  Ia menyatakan kembali agar umat Islam hendaklah memilih pemimpin yang seiman dan yang baik.

Ia pun meminta bimbingan kepada MUI agar bisa menyampaikan dakwah yang lebih baik setelah ini, termasuk manajemen TransTV dan program 'Islam Itu Indah' dalam siaran-siarannya.

Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI, KH Cholil Nafis menyambut baik adanya koreksi dan saling tabayyun ini. Aspirasi dari masyarakat dan umat Islam ini penting untuk meluruskan isi ceramah yang dianggap kurang sesuai dengan pemahaman Islam yang umum.

"MUI melihatnya bahwa protes itu adlh bentuk cinta Islam dan semangat memperbaiki dakwah Islamiyah," kata dia kepada Republika.co.id. Pihaknya juga mengapresiasi niat baik Ustaz Maulana dan manajemen TransTV yang dengan rela meminta maaf, menerima tabayyun sekaligus koreksi terhadap isi ceramahnya.

"Mudah-mudahan semua hal ini menjadi bahan evaluasi bagi dakwah kita dan menjadi pembelajaran sehingga kita menjadi manusia pembelajar," tambahnya.

MUI berharap ke depan proses tabayyun ini akan lebih dikedepankan dalam mengoreksi aktivitas dakwah yang dianggap kurang sesuai. Ia pun memberi hasil-hasil fatwa MUI untuk memudahkan tema-tema dakwah di stasiun televisi agar lebih baik.

Sebelumnya, Ustaz Maulana mengeluarkan pernyataan kontroversial dalam acara 'Islam Itu Indah' edisi Senin 9 November 2015, dengan menyatakan, bahwa ketika membahas soal kepemimpinan tidak perlu bicara agama.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement