Kamis 19 Nov 2015 19:14 WIB

Jokowi: Swasembada Pangan harus Didukung Industri Pupuk

Rep: aldian wahyu ramadhan/ Red: Taufik Rachman
Presiden Joko Widodo.
Foto: Setkab
Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyatakan, pada masa mendatang, sektor pangan akan menjadi sektor yang sangat strategis.

"Strategi negara ke depan selain memenuhi pangan sendiri dan dalam 3-4 tahun, kita harus bisa mengekspor, tapi harus didukung oleh industri pupuk," kata Presiden ketika meresmikan Pabrik 5 PT Pupuk Kalimantan Timur dan Pabrik Asam Fosfar II PT Petro Kimia Gresik di Lapangan Kantor Pusat Pupuk Kaltim, Bontang, Kamis (19/11).

Keberadaan pabrik pupuk mempunyai peran yang sangat penting dalam pencapaian swasembada dan kemandirian pangan. Untuk itu Presiden menyambut baik kehadiran pabrik Pabrik 5 Pupuk Kaltim dengan kapasitas 825 ribu ton amoniak dan 1,1 juta ton urea.

Proyek Revamping Asam Fosfat yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur dengan kapasitas 200 ribu ton asam fosfat dan 600 ribu ton asam sulfat. "Keberadaan pabrik asam fosfat  tersebut mempunyai manfaat antara lain menjamin suplai bahan baku NPK, menghemat biaya bahan baku NPK sampai 20 juta dolar AS per tahun," ucap Presiden.

Presiden menjelaskan bahwa kebutuhan pupuk urea dan pupuk fosfat tahun lalu sebesar 6,7  ton dan 400 ribu ton.? "Ke depannya, kebutuhan pupuk akan terus meningkat sejalan dengan program perluasan  atau ekstensifikasi lahan pangan," ucap Presiden.

Perluasan lahan pertanian diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan di berbagai daerah di Indonesia, teruatama di wilayah kawasan Indonesia bagian tengah dan Indonesia bagian timur.

Presiden menjelaskan seandainya dalam pengelolaan perusahaan kebutuhan investasi tidak dapat dipenuhi dari internal perusahaan, Presiden tidak mempermasalahkan jika untuk kebutuhan investasi dipenuhi dengan kerjasama dengan perusahaan, baik dari dalam maupun luar negeri. "Saya berikan keleluasaan untuk bisa kerjasama tapi harus ada hitungannya, ada kalkulasinya," ucap Presiden.

Presiden menyambut baik integrasi yang telah dilakukan oleh pabrik-pabrik pupuk dalam perusahan Holding, sehingga diharapkan BUMN lain dapat meniru pola yang dilakukan oleh BUMN sektor pupuk. "Yang sejenis untuk efisiensi agar juga dibangun holdingnya sehingga setiap tindakan aksi korporasi bisa lebih efisien," kata Presiden.

Presiden memberikan contoh tentang Bank BUMN dimana setiap Bank BUMN memiliki mesin ATM sendiri-sendiri. Seharusnya, ucap Presiden, mesim ATM hanya satu, tapi kartunya saja yang berbeda, karena pemilik BUMN itu sama, yaitu rakyat Indonesia. Upaya seperti ini menghemat biaya hingga Rp 30 triliun. "Banyak efisiensi yang bisa dilakukan," ujar Presiden.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement