REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Bupati Aceh Tengah Nasaruddin menyatakan daerah tersebut saat ini masih mengekspor biji kopi dalam keadaan utuh (green bean) dan belum dalam bentuk roasting (gongsengan).
"Semua kopi yang diekspor saat ini ke berbagai negara tujuan dalam keadaan utuh," katanya disela-sela mendampingi delegasi tim Specialty Coffee Association of Europe (SCAE) yang mengunjungi perkebunan kopi rakyat di Aceh Tengah, Kamis (19/11).
Ia menjelaskan kabupaten tersebut akan terus memproduksi biji kopi berupa green bean dan belum akan mengekspor biji kopi yang sudah roasting (gonsengan) karena menyesuaikan dengan selera konsumen.
"Khusus biji kopi kita belum akan mengekspor yang sudah diroasting karena selera setiap orang berbeda," katanya.
Nasaruddin yang juga Ketua DPW Perhiptani Aceh itu mencontohkan selera orang Asia berbeda dengan Amerika demikian juga dengan selera orang Eropa, sehingga untuk menentukan kualitas kopi hasil roastingan para importir menyesuaikan dengan selera masing-masing konsumennya.
Kunjungan delegasi SCAE ke Dataran Tinggi Gayo", merupakan balasan dari partisipasi Pemerintah Aceh tepatnya Badan Investasi dan Promosi Aceh, Pemkab Aceh Tengah dan Pemkab Bener "Meriah yang sebelumnya menghadiri undangan SCAE pada ekspo kopi dunia di Gothenburg Swedia pada medio Juni 2015.
Menurut Nasaruddin kunjungan ini merupakan peluang yang sangat baik bagi daerah penghasil kopi arabica tersebut untuk memperbesar ekspor langsung ke Eropa.