Jumat 20 Nov 2015 04:55 WIB

Erdogan: Orang Jahat Bisa Jadi Muslim, Kristen dan Yahudi

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Damanhuri Zuhri
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyerukan barisan persatuan pemimpin Muslim untuk melawan ekstremisme pascaserangan Paris. Jika tidak dilakukan, ia memperingatkan kelompok radikal semacam itu akan melakukan kekejaman lebih lanjut.

Erdogan memperingatkan bencana akan terjadi lagi jika kebangkitan Islam radikal tidak dihentikan di Eropa, setelah serangan Paris Jumat lalu diklaim oleh kelompok Negara Islam yang menewaskan 129 orang.

"Kami berada di persimpangan jalan dalam memerangi terorisme setelah serangan Paris," kata Erdogan dalam pertemuan Dewan Atlantik di Istanbul, Turki, seperti dilansir The Guardian, (Kamis (19/11).

Menurutnya, pentingnya pemimpin muslim di dunia untuk bersatu yakni untuk melawan ekstremisme maupun Islamopobhia pascaserangan Paris. Ini juga sebagai bentuk nyata dalam mengutuk keberadaan teroris.

"Jika tidak, orang-orang yang mengetuk pintu kami di Ankara, akan mengetuk pintu Anda di tempat lain, seperti yang mereka lakukan di Paris," ujar Erdogan.

Menurutnya, tidak ada agama yang mengajarkan aksi radikal seperti yang dilakukan kelompok tersebut sepekan lalu. Termasuk halnya juga dengan Islam.

Ia pun mengecam jika ada gagasan yang mengatakan semua Muslim adalah teroris. "Orang jahat bisa menjadi Muslim serta Kristen dan Yahudi," ungkapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement