REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Presiden Ekuador Rafael Correa tidak akan mencalonkan diri pada pemilihan umum 2017 meskipun partai politiknya akan mendorong perubahan konstitusi, yang memungkinkan pemilihan kembali secara terbatas.
Presiden Majelis Nasional Ekuador Gabriela Rivadeneira, Rabu (18/11), mengatakan perubahan konstitusi mengenai batas periode kepemimpinan di negara OPEC itu telah diperdebatkan di Majelis Nasional sejak tahun lalu dan dijadwalkan memperoleh persetujuan akhir pada Desember.
"Kami mengakui kepemimpinan (Correa) dalam transformasi nasional, regional dan sosial yang besar. Kami menghormati keputusannya," kata Rivadeneira kepada wartawan.
Correa (52 tahun) menjabat pada 2007 dan telah mempertahankan popularitas tingkat tinggi sejak itu. Namun, tahun ini telah terjadi aksi protes di seluruh negeri di tengah penurunan harga minyak, yang merupakan sebagian besar dari pendapatan devisa negara.
Pemilihan umum dijadwalkan pada Februari 2017. Sekalipun ia tidak akan mencalonkan diri pada 2017, Correa bisa mencalonkan diri pada 2021.