Jumat 20 Nov 2015 08:38 WIB

LSF Larang Poster Film Hanum Rais, Ini Tanggapannya

Kover film 'Bulan Terbelah di Langit Eropa'.
Foto: Hanum Rais
Kover film 'Bulan Terbelah di Langit Eropa'.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Baru saja dirilis, poster film Bulan Terbelah Di Langit Amerika menunai kontroversi. Film yang diangkat dari novel dengan judul sama karya Hanum Rais dan Rangga Almahendra tersebut mendapat tentangan dari Lembaga Sensor Film (LSF).

Kronologinya, Hanum Rais Management merilis kover poster film tersebut melalui fan page Hanum Rais. Ada yang menarik dari poster film tersebut. Poster film Bulan Terbelah di Langit Amerika menggambarkan Acha Septriasa berbalut hijab bendera Amerika Serikat di kepala. Lalu lambaian hijab tersebut menjuntai mengenai rambut Rianti Cartwright.

Sementara itu Abimana Aryasatya, Nino Fernandez, dan Hannah Al Rashid tampak menatap penuh misteri. Di salah satu ruang poster, tampak drama demonstrasi yang terjadi. Film Bulan Terbelah di Langit Amerika sendiri memang mengangkat tragedi 9/11 dan fenomena peradaban Islam di Amerika, sehingga filosofi poster yang tertuang cukup menggelitik.

Pihak produser film dan konseptor poster ini menyatakan bahwa alasan dibuatnya poster film Bulan Terbelah di Langit Amerika seperti ini bertujuan untuk mengubah persepsi masyarakat yang selama ini melihat Amerika dan Islam dalam posisi saling berhadapan. Padahal Amerika dan Islam memiliki sejarah pertautan yang cukup dekat. Seperti tergambar dalam cerita film tersebut.

Menurut Hanum Rais, satu hal yang menarik adalah pelarangan dari LSF atas penerbitan poster tersebut, yang eharusnya bisa diterbitkan lebih awal dengan alasan yang tidak bisa dipahaminya. "Bahkan kami diminta untuk menunjukkan surat izin resmi dari Kedutaan Amerika atau Washington, sesuatu yang belum pernah terjadi dalam sejarah perfilman Indonesia," katanya dalam siaran kepada Republika.co.id, Jumat (20/11).

Berikut tautan trailer film Bulan Terbelah di Langit Amerika:

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement