REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pemimpin dibalik serangan Paris 13 November lalu tewas dalam serangan dramatis di lingkungan apartemen Saint Denis. Namun pihak berwenang Prancis mengatakan, pekerjaan mereka masih jauh dari kata selesai.
Enam hari setelah serangkaian penembakan dan pemboman terkoordinasi yang menewaskan 129 orang, setidakya satu orang masih buron. Serangkaian razia di Belgia dan pencarian dari rumah di pinggiran Paris pada Kamis adalah tanda-tanda terbaru upaya investigator untuk mengumpulkan dan mencatat jaringan teroris di balik serangan, sebelum mereka menyerang lagi.
Pihak berwenang mengatakan, ancaman dari ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas serangan dan mengancam lebih banyak negara tetap nyata. "Kami sekarang harus siap untuk apa pun, segala jenis serangan meskipun kita tahu bahwa dalang dari serangan Paris telah tewas, risiko masih sangat tinggi," ujar Wakil Walikota Paris, Patrick Klugman dilansir dari CNN, Jumat (20/11).
Para pejabat Prancis mengatakan, serangan Rabu di sebuah apartemen di pinggiran Paris adalah langkah signifikan. Pada Kamis (19/11), mereka menegaskan telah mengidentifikasi tubuh Abdelhamid Abaaoud yang merupakan dalang serangan Paris. Tubuhnya ditemukan di reruntuhan apartemen.
Para pejabat juga telah mengidentifikasi seorang wanita yang meledakkan dirinya saat penggerebekan tersebut. Adalah Hasna Ait Boulahcen (26 tahun) yang merupakan kerabat Abaaoud.
Penyidik belum mengungkapkan banyak tentang pembom bunuh diri. Teman dari keluarganya di kampung halamannya, Aulnay-sous-Bois di pinggiran timur laut Paris mengatakan, Boulahcen telah tinggal di sana sampai saat ini. Warga di daerah tersebut mengatakan, pihak berwenang telah membawa ibu dan kakaknya ke tahanan. Sementara kantor Kejaksaan Oaris mengatakan, polisi sedang mencari rumah ibu Boulahcen.
Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve mengatakan, Abaaoud memainkan peran yang menentukan dalam serangan Paris, Ia memainkan bagian dalam empat dari enam serangan teror yang digagalkan sejak musim semi.
Penggerebekan Rabu lalu bukanlah pertama kalinya pihak berwenang mencoba menangkap Abaaoud. Badan-badan intelijen Barat dilaporkan telah menargetkan Abaaoud di bulan sebelum serangan Paris dilakukan namun tidak berhasil.