REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Atika mengeluhkan guru di sekolah yang dipimpinnya tidak memiliki latar belakang pendidikan luar biasa. Sementara, jumlah siswa yang belajar mencapai 102 orang dari tingkat dasar, menengah pertama dan menengah atas.
"Tenaga kependidikan tidak sesuai dengan sekolah, sementara siswa sangat banyak mencapai 102 orang dengan rombongan belajar sebanyak 24 sehingga menjadi tidak seimbang," ujarnya di Kota Mataram, Jumat (20/11).
Menurutnya, jumlah guru yang berlatar belakang dari pendidikan luar biasa hanya sebanyak 12 orang. Selain itu, masing-masing guru memegang satu orang siswa. Kondisi itu yang menyebabkan tidak menjadi seimbang.
Ia berharap pemerintah provinsi NTB bisa mengangkat guru honorer di sekolah tersebut menjadi pegawai negeri berjumlah tiga orang. "Kalau bisa, diangkat temen kami, karena guru honor berlatar belakang PLB ada tiga orang," ungkapnya.
Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi mengungkapkan akan berkirim surat kepada pemerintah pusat untuk memprioritaskan kebutuhan guru di sekolah-sekolah luar biasa. "Kita akan meminta secara resmi ke pusat agar menjadi prioritas tenaga pendidikan di sekolah luar biasa," katanya.