REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Samuel Sartori menunggu di tengah hujan bersama rekan Muslim yang lain saat polisi menggeledah tas mereka dan memeriks tubuh mereka menjalang shalat Jumat di Masjid Agung, Jumat (20/11).
"Saya biasa shalat di sini. Tapi saya lihat banyak wajah baru hari ini. Banyak orang khawatir soal serangan," ujar pria 26 tahun yang mengenakan peci rajut dan berlindung di bawah payung, dikutip Washington Post.
Puluhan ribu Muslim dari seluruh negeri menghadiri shalat Jumat. Mereka tergerak untuk menghormati 130 orang yang tewas dalam serangan teror pekan lalu.
Pemimpin Masjid Agung merencanakan aksi damai usai shalat Jumat. Namun, rencana itu dibatalkan karena pemerintah melarang segala bentuk demonstrasi.
Kondisi cuaca dan pengamanan yang ketat tidak menghentikan Muslim berkumpul menyatakan solidaritasnya di jalan. Banyak dari mereka mengatakan mengenal korban tewas.
"Kami sangat marah atas apa yang terjadi. Ini waktunya kita bersatu. Saya harap, kami Muslim tidak dikesampingkan," ujar warga keturunan Aljazair-Prancis Nacera Amellal (59 tahun).
Baca Pemberitaan Serangan Paris Bisa Perkuat Stigma Negatif Muslim Eropa