REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Wakil Presiden Jusuf Kalla, hari ini membuka Kongres XXIX Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ahad (22/11). Pelaksanaan kongres HMI ini pun mendapatkan sorotan dari sejumlah kalangan lantaran dana penyelenggaraan yang bernilai miliaran rupiah.
Dari pemeritah provinsi Riau yang menjadi tuan rumah, organisasi ini mendapat bantuan dari APBD Rp 3 miliar. Anggaran tersebut sebelumnya diajukan sebesar Rp 5,3 miliar. Sedangkan, sisanya dari dana APBN, bantuan alumni dan pihak swasta. Jika ditotal, anggaran penyelenggaraan Kongres disebut-sebut mencapai Rp 7 miliar.
Namun, angka yang cukup fantastis tersebut sepertinya tidak sebanding dengan acara yang diselenggarakan. Berdasarkan pantauan Republika.co.id, di Labersa Hotel Pekanbaru, suasana dari penyelenggaraan kongres terlihat sederhana saja. Hanya terdapat dua layar proyektor yang terletak di samping kanan dan kiri panggung.
Dalam penyelenggaraan inipun tak tampak euforia dari para peserta maupun acara Kongres HMI. Sedangkan, jumlah kursi yang disediakan untuk para peserta hanya sekitar 1.000 tempat duduk. Sebelumnya, disebutkan dalam Kongres HMI ke-29 di Pekanbaru akan dihadiri lebih dari 2.000 peserta seluruh Indonesia.
Penyelenggaraan kongres yang berlangsung dari 22 hingga 26 November dan memakan biaya hingga miliaran rupiah inipun mendapat sorotan dari Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau. Fitra menilai anggaran tersebut terlalu besar dan tidak memberikan manfaat bagi masyarakat.