REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 370 rumah rusak akibat gempa yang mengguncang Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPD) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, kerusakan rumah terjadi di dua desa, yaitu Desa Bovanehena dan Desa Galala Kecamatan Jailolo.
Ia menjelaskan, di Desa Bobanehena terdapat 276 unit rumah rusak ringan (RR), 53 unit rumah rusak sedang (RS), 21 unit rumah rusak berat (RB ), dua unit masjid rusak sedang, satu unit sekolah dasar rusak sedang. Sedangkan di desa Galala, 15 unit rumah rusak ringan, lima unit rumah rusak berat, dan satu unit Musholah rusak sedang.
"Kendala di lapangan adalah lokasi terdampak bencana cukup jauh dan aksesnya sulit dijangkau," kata Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Ahad (22/11).
Ia melanjutkan, BPBD bersama SKPD terkait telah ke lokasi kejadian untuk melakukan kaji cepat serta penanganan sementara di lokasi terdampak. Bupati Halmahera Barat telah menetapkan SK Tanggap Darurat selama 14 hari, terhitung sejak tanggal 21 November 2015 hingga 6 Desember 2015.
Sebelumnya diberitakan, gempa bumi mengguncang Kecamatan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara sejak 16 November 2015 hingga 21 November 2015. Gempa terjadi secara terus menerus, baik yang berasal dari jalur subduksi di laut maupun di jalur sesar di darat dengan pusat gempa 61 km Timur Laut Ternate.
Bahkan, pada jumat lalu (20/11) terjadi gempa sebanyak 130 kali dalam kurun waktu 16 jam. Gempa yang ditimbulkan tidak besar (kurang dari 5 SR), namun guncangannya cukup kuat di kecamatan Jailolo.