REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pembicaraan Tingkat Tinggi di Wina, Austria menyebut bahwa Suriah harus melakukan pemilihan umum dalam waktu 18 bulan ke depan. Namun, Presiden Bashar al-Assad belum siap untuk menyelenggarakan pemilu.
"Langkah tepat dengan pemilihan umum, tetapi saya kira terlalu dini," katanya dilansir Reuters, Ahad (22/11).
Pilihan apapun yang akan dilakukan oleh Bashar bergantung dari keinginan rakyatnya. Apakah rakyat Suriah masih menginginkannya atau tidak.
Assad mengatakan, pihak manapun tidak dapat memastikan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Meski begitu, Assad tetap mengapresiasi inisatif yang dilakukan pemerintah Rusia untuk meneyelenggarakan dialog antara pihaknya dengan oposisi.
Namun, Assad tetap berkeyakinan solusi untuk masalah negaranya hanya dapat diatasi dengan memenangkan peperangan. Pihaknya berjanji dalam dua tahun Suriah akan menyelenggarakan referendum.