REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Riau memetakan wilayah yang diduga terpengaruh gerakan kelompok bersenjata ISIS sebagai upaya pencegahan penyebaran paham tersebut.
"Pencegahan selalu kami lakukan dengan berbagai cara seperti sosialisasi dan koordinasi dengan komunitas intelijen daerah. Semua daerah yang dianggap rawan terus dimonitor," kata Kepala Badan Kesbangpol Riau Ardi Basuki lewat sambungan telepon, Senin (23/11) siang.
Ia mengatakan, sosialiasi dianggap penting agar masyarakat mengetahui gerakan ISIS yang dapat mengancam berbagai sektor secara nasional sehingga mereka tidak mudah terpengaruh. Kemudian, lanjut dia, koordinasi dengan Kominda adalah untuk melakukan upaya pemetaan wilayah-wilayah yang dianggap rawan terpengaruh ISIS.
"Namun sejauh ini kami belum dapat mendeteksi secara pasti keberadaan ISIS di Riau. Karena gerakan kelompok ini tersusun begitu rapi, tidak terkelompok-kelompok," katanya.
Menurut dia, ISIS merekrut anggota secara perorangan, tidak berdasarkan kelompok tertentu, sehingga memang menjadi sangat sulit untuk dideteksi. Seperti dua orang warga Pekanbaru yang tertangkap di Pelabuhan Singapura, menurut dia hal itu juga merujuk pada tujuan mereka yang tak jelas.
"Mereka bukan melakukan perjalanan dengan paspor palsu seperti yang diberitakan sebelumnya. Tapi mereka menggunakan paspor asli dengan tujuan negara islam dengan terlebih dahulu melewati Singapura. Namun di Singapura karena tujuan mereka tidak jelas, kemudian dibulangkan karena mencurigakan," katanya.
Sebelumnya Kepolisian Singapura telah mengamankan dua WNI asal Pekanbaru, Riau, diduga akan berangkat ke Suriah untuk bergabung bersama pasukan ISIS.
Dua WNI tersebut kemudian diserahkan ke aparat Kepolisian Resor Kota Pekanbaru. Mereka dikirim lewat pesawat menuju Batam dan kemudian diterbangkan lagi ke Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
Diinformasikan, kedua WNI warga Pekanbaru itu masing-masing yakni FR (31) dan RS (26). Keduanya kemudian dipulangkan karena dianggap masih bisa dibina.