REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Jumlah korban jiwa melonjak akibat tanah longsor di Myanmar saat petugas pertolongan menemukan mayat lagi pada Ahad (22/11), sehingga jumlah korban jiwa naik jadi 104 hingga Ahad malam.
Mayat baru itu ditemukan tiga hari setelah tempat pembuangan dari satu tambang giok ambruk di Negara Bagian Kachin, wilayah paling utara di Myanmar, demikian satu laporan resmi pada Senin (23/11).
(Baca: Korban Longsor Tambang Batu Giok Naik Jadi 100 Orang)
Tanah longsor tersebut, yang terjadi pada Jumat pagi (20/11) dan yang terburuk sepanjang tahun ini, mengubur sebanyak 80 rumah di Desa Sankhatku di Kota Kecil Hpa-Kant, ketika pekerja tambang lokal sedang tidur di dekat tempat penimbunan tanah itu.
Banyak orang lagi masih belum ditemukan. Operasi pencarian dan pertolongan terus dilakukan di lokasi kecelakaan dengan menggunakan 17 mobil keruk untuk mengangkat tanah. Pemerintah Kota Praja Hpa-kant telah merancang beberapa daerah termasuk satu yang menjadi tempat tragedi tersebut terjadi sebagai daerah berisiko, dan memberitahu pekerja tambang agar tidak tinggal di sana.
Pekerja migran dari lima perusahaan kecil mencari giok di tumpukan timbunan tanah di sekitar lereng gunung.
Warga mengatakan lima kecelakaan serupa terjadi di daerah yang sama tahun ini.