REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Tokoh perempuan sekaligus pengusaha Margot Spalding memimpin kampanye Believe in Bendigo, sebuah gerakan untuk melawan intoleransi dan kebencian, sekaligus mendukung rencana pembangunan masjid di kota pedalaman yang terletak sekitar dua jam dari Melbourne, Australia.
Spalding mengatakan aksi demo menentang kehadiran masjid di Bendigo harus segera diakhiri, sebelum menyebar ke seluruh Australia.
Kota Bendigo telah menjadi sasaran aksi demo kelompok anti-Islam menyusul keputusan pemerintah setempat meloloskan permohonan izin pembangunan masjid di kota itu.
Permohonan izin diajukan oleh Asosiasi Islam Bendigo yang dipimpin Heri Febriyanto, pria keturunan Indonesia yang sudah lama menetap di Bendigo.
"Saya percaya aksi-aksi protes anti masjid bisa dihentikan di Bendigo," kata Margot Spalding, yang pernah meraih penghargaan Telstra Business Woman of the Year.
Menyusul aksi demo antimasjid pada Agustus lalu, Spalding mengundang pemimpin semua agama, pengusaha dan tokoh masyarakat dan lahirlah gerakan Believe in Bendigo.
"Orang luar yang datang ke Bendigo dan melakukan aksi demo memprotes masjid yang akan dibangun di sini, benar-benar mengejutkan penduduk setempat," kata Pendeta John Roundhill dari Gereja Anglikan Bendigo.
Baca: Ini Rahasia Air Keran Siap Minum di Melbourne