REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak awal berdiri pada 762 M, Baghdad langsung menjadi pusat peradaban ilmu pengetahuan.
Pada perkembangannya, kota yang berdiri akibat tumbangnya Dinasti Umayyah pada 750 M oleh Dinasti Abbasiyah ini, dijadikan pusat ilmu pengetahuan.
Khalifah al-Manshur, saudara Khalifah Abbas, kala itu memerintahkan utusannya untuk mencari guru yang dapat menerjemahkan buku-buku ilmiah dan karya sastra terbaik dari berbagai negara.
Khalifah rela membayar mahal para tokoh alim yang menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan kesusastraan yang mau memenuhi undangannya.
Pada 836 M, Dinasti Abbasiyah memindahkan ibu kotanya ke Sammara. Di sana banyak bangunan seperti istana dan benteng yang berdiri megah untuk menunjang aktivitas pemerintah khalifah.
Saat ini, bangunan tersebut menjadi simbol kejayaan dan kekuasaan Islam.