Senin 23 Nov 2015 18:03 WIB

Harga Sayur Mahal karena Petani tak Tanam Saat Kemarau

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Friska Yolanda
Penjualan petani sayur mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan karena rusak pasca terendam banjir.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Penjualan petani sayur mengalami penurunan penjualan yang cukup signifikan karena rusak pasca terendam banjir.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Minimnya pasokan ke pasar pada awal musim penghujan juga membuat harga sayuran mengalami peningkatan di Kabupaten Sukabumi. Salah seorang petani sayuran di Kampung Pasekon, Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi Abdul Manan (36 tahun) mengatakan, kenaikan harga rata-rata terjadi di seluruh jenis sayuran.

Harga cabai merah keriting, katanya, saat ini di tingkat petani dijual Rp 12 ribu per kg. Padahal sebelumnya hanya dijual seharga Rp 6.000 per kg. Selain itu, harga tomat yang sempat jatuh sebesar Rp 500 per kg naik menjadi Rp 3.000 per kg.

Jenis lain yang juga mengalami kenaikan harga adalah kacang panjang dan buncis. Kacang panjang naik dari Rp 5.000 menjadi Rp 14 ribu per kg. Sedangkan, harga buncis naik dari Rp 2.500 per kg menjadi Rp 10 ribu per kg.

Kenaikan harga ini karena kurangnya pasokan sayuran ke pasaran. Pasalnya, petani yang bisa panen saat ini hanya mereka yang menanam pada momen musim kemarau lalu. “Sementara, petani lain tidak bisa panen karena tidak menanam pada musim kemarau,” kata Manan, Senin (23/11).

Manan adalah salah satu petani yang bisa menanam cabai merah pada musim kemarau. Lahannya masih memperoleh air sehingga tidak mati akibat kemarau.

Pada awal musim hujan ini, para petani langsung menanam sayuran. Dampaknya, ketika musim panen nanti banyak pasokan sayuran ke pasaran yang menyebabkan harga kembali turun.

Petani sayuran lainnya di Kecamatan Sukabumi, Dadang (45), menambahkan, sebagian besar petani saat ini memang kembali menanam sayuran. Harapannya, pada saat panen nanti harga sayuran tetap tinggi agar petani bisa mendapatkan keuntungan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement