Senin 23 Nov 2015 19:51 WIB

Aceng Zakaria Sadar Diri Banyak Kekurangan

Rep: c35/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifudin memberikan arahannya pada acara penutupan Muktamar Persis ke XV di Jakarta, Senin (23/11).
Foto: Republika/Darmawan
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifudin memberikan arahannya pada acara penutupan Muktamar Persis ke XV di Jakarta, Senin (23/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ustaz Aceng Zakaria memohon maklum dan pengertian sekaligus meminta maaf atas segala kekurangannya kepada seluruh jamaah Persis. Kendati demikian dia mengaku bangga dengan usulan semua jamaah Persis yang semuanya akan dia akomodir demi Persis yang lebih baik di masa yang akan datang. 

Ustaz Aceng yang baru saja terpilih menjadi Ketua Umum Persis periode 2016/2020 ini menegaskan bahwa jabatan di jamiyah bukan merupakan jabatan kehormatan, melainkan jabatan tanggung jawab. Fia mengatakan, bukan berarti ketua paling besar pahalanya. (Baca Juga: Aceng Zakaria Terpilih Jadi Ketum Persis ).

Karena sahabat Nabi, Bilal yang tidak masuk pemerintahan era Muhammad SAW pun, dia dijamin syurga oleh beliau. "Mekanisme pemberian jabatan pada zaman Rasulullah bermacam-macam," katanya dalam penutupan Muktamar XV Persis di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (23/11).

Dia juga  menceritakan kisah Umar bin Khattab yang ketika perjanjian Hudaibiah diberikan jabatan oleh Nabi SAW. Umar ditugaskan menemui kafir Makkah justru menolak dan meminta dilimpahkan ke Utsman bin Affan. 

Ada pula kisah yang meminta jabatan lalu ditolak oleh Nabi, yaitu Abu Dzar. Abu Dzar oleh Nabi itegaskan bahwa dia lemah sedangkan jabatan yang diminta tersebut adalah amanah.

Tidak hanya itu, ada pula sahabat yang mempertanyakan ketika Nabi menunjuk Usamah sebagai panglima perang. Padalah pada saat itu Usamah masih berusia 15 tahun dan belum banyak pengalaman dalam berperang. 

Banyak sahabat Nabi meminta Abu Bakar meninjau kembali keputusan tersebut. Namun dengan tsiqah Abu Bakar tetap memberangkatkan pasukan dan mengatakan: "saya ini baru saja dilantik sudah mau mengubah agenda nabi."

Kisah lain yang lebih menohok adalah ketika diberhentikannya sahabat Khalid bin Walid sebagai panglima perang. Dia diberhentikan oleh Nabi SAW. Bukan karena kegagalannya, namun karena kesuksesannya. 

Alasan Nabi memecatnya adalah karena beliau takut para sahabat kehilangan ketawakalan mereka kepada Allah SWT ketika berperang dengan dipimpin Khalid bin Walid. Terlebih jika sampai para sahabat mengkultuskan dia, karena dalam sejarah pasukan pimpinan dia tidak pernah kalah dalam berperang. 

Oleh karena itu ustaz Aceng meminta kerja sama yang baik kepada seluruh jamiyah Persis untuk membantu mengemban amanah dakwah selama lima tahun ke depan. Selain itu dia juga meminta kepada para jamiyah Persis untuk mendoakannya, karena tidak mungkin seseorang dapat memimpin dengan baik tanpa diberikan kecerdasan dan kekuatan oleh Allah SWT. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement