Senin 23 Nov 2015 22:09 WIB

Presiden Hollande: Prancis Intensifkan Serang ISIS di Suriah

Rep: Gita Amanda/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Prancis Francois Hollande.
Foto: Reuters
Presiden Prancis Francois Hollande.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Francois Hollande menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris di Paris, pada Senin (23/11). Dalam pertemuan tersebut ia menyatakan Prancis akan meningkatkan perjuangannya melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Seperti dilansir Aljazeera, Hollande dan David Cameron mengadakan konferensi pers bersama pascapertemuan. Pertemuan dilakukan sebagai bagian dari kampanye mengumpulkan dukungan internasional untuk merespon serangan Paris.

"Kami yakin kami harus terus menyerang ISIS di Suriah. Kami akan mengintensifkan serangan kami. Kami akan memilih target yang akan menyebabkan kerusakan paling signifikan bagi teroris," ujar Hollande, dilansir dari AP.

Padahal Sabtu (21/11) lalu mantan perwira intelijen Inggris MI6, Richard Barret, mengutarakan pendapatnya atas upaya Prancis meningkatkan serangan udara ke ISIS. Menurut Barret, pengeboman terhadap ISIS tak akan benar-benar menghancurkan kelompok tersebut.

Barrett berbicara dalam salah satu program Aljazeera, Jumat (20/11),ia percaya untuk mengalahkan ISIS perlu menggunakan 'perang gagasan'. Menurutnya serangan udara tak akan menghentikan ISIS menyerang Prancis. Barrett juga tak yakin serangan akan mengurangi kemampuan ISIS.

Pertemuan Hollande dan Cameron terjadi sehari setelah polisi Prancis meminta bantuan Inggris dalam mengidentifikasi salah satu pelaku. Dalam sebuah unggahan di akun Twitter pada Ahad (22/11) malam, polisi mereka telah mengidentifikasi pelaku ketiga dalam serangan.

Prancis telah mengirimkan kapal induk Charles de Gaulle ke Mediterania Timur. Pengiriman armada tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan serangan udara terhadap ISIS di Suriah.

Aljazeera melaporkan, kedatangan Charles de Gaulle meningkatkan kapasitas Prancis. Ada sekitar 26 jet tempur yang menargetkan ISIS di Suriah. Ini tambahan bagi 12 jet tempur lain yang telah melancarkan serangan.

Hollande dan Cameron sepakat untuk meningkatkan koordinasi intelijen. Mereka juga memastikan untuk memperketat pemeriksaan di pintu masuk ke Eropa.

Cameron dan Hollande pun melakukan kunjungan ke Bataclan. Mereka memandang kejadian di Paris sebagai pembantaian terburuk.

Inggris selama ini telah melakukan serangan udara di Irak. Namun Cameron berharap dapat memperluas mandat yang mencakup serangan ke Suriah.

Hollande juga direncanakan untuk beremu Barack Obama pada Selasa (24/11). Ia pun akan mengunjungi Rusia akhir pekan ini.

Seperti diketahui AS, Prancis dan Inggris sedang melakukan kampanye udara terkoordinasi melawan ISIS di Irak dan Suriah. Sedangkan Rusia melancarkan kampanye sendiri melawan ISIS di Suriah.

Sementara polisi Belgia telah melakukan razia di seluruh ibu kota. Mereka menahan 16 orang dan menjaga kota tetap terutup di bawah siaga tinggi pada Senin.

Razia di Brusseles ditutup dengan ketegangan di mana ratusan tentara berpatroli dan otoritas sedang memburu Salah Abdeslam. Ia diyakini sebagai salah satu dari pelaku penyerangan yang menyerang Paris. Abdeslam dinyatakan sebagai buronan pascaserangan Paris Jumat (13/11) lalu.

Pemerintah Belgia menyatakan negara dalam siaga tertinggi dan berada di bawah ancaman serius. Menteri Dalam Negeri Belgia Jan Jambon mengatakan kepada RTL harus memiliki banyak pendukung untuk dapat selamat di negara tersebut. Sebab menurutnya, Belgia sedang mengintensifkan pencarian penting terhadap dirinya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement