REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Bocah yang ditahan karena menunjukkan jam buatan ke gurunya, Ahmed Mohamed (14 tahun), menuntut 15 juta dolar AS kepada kota dan sekolahnya.
Dikutip dari BBC, Selasa (24/11), Ahemd ditahan polisi dan diskors dari sekolahnya di Texas karena gurunya mengira jam yang ia bawa sebagai bom.
Pengacara Ahmed, dalam suratnya mengatakan, insiden yang menjadi berita utama dunia itu memicu ancaman terhadap remaja itu dan membuatnya trauma. Ahmed dan keluarganya kini pindah ke Qatar untuk menyelesaikan pendidikannya.
Penahanan Ahmed menimbulkan kemarahan, simpati, dan tagar populer #StandWithAhmed.
Pengacaranya meminta kompensasi 10 juta dolar AS dari Kota Irving dan lima juta dolar AS dari Irving Independent School District karena diperlakukan tidak semestinya dan menyebabkan ketakutan.
Selain kompensasi, mereka juga meminta permintaan maaf. Pengacara akan mengajukan gugatan sipil jika sekolah tidak merespons dalam 60 hari.
"Petugas polisi Irving segera menentukan jam buatan itu tidak berbahaya. Satu-satunya penyebab reaksi berlebihan mereka adalah tindakan orang dewasa yang tidak rasional dan berasumsi Ahmed berbahaya atas dasar ras, asal, dan agama," ujar pengacara dalam surat kepada Kota Irving.
Majalah Time menobatkan Ahmed dalam daftar 30 Remaja Paling Berpengaruh 2015.