REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investor dinilai masih ragu dengan Pemerintah Indonesia. Keraguan itu turut diperbesar dengan adanya pungutan liar (pungli), korupsi, serta kegaduhan ekonomi.
"Kesimpulannya, tingkat keyakinan dari para konsumer, pebisnis, investor itu belom pulih," ujar Ekonom Raden Pardede di acara DBS Asian Insights Conference 2015, di Jakarta, Selasa (24/11).
Ia melihat indeks konsumer pada tahun ini masih terpantau lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Adapun sentimen bisnis Indonesia lebih menampakkan penurunan dibandingkan indeks konsumer. "Ini membuat investor menunggu untuk berinvestasi di Indonesia," jelasnya.
Menurutnya, keyakinan pebisnis di Indonesia ini juga tercermin pada lemahnya penyaluran kredit perbankan. Meski menjelang akhir tahun ini permintaan terhadap kredit perbankan meningkat, kata Pardede, belum bisa bisa disamakan dengan pencapaian pada 2014.
"Artinya demand terhadap kredit tetap melemah," tuturnya.
Padahal, untuk memacu jumlah investor, pemerintah dinilai perlu menjaga keyakinan pebisnis dan investor.
"Kalo punya keyakinan masa depan lebih baik mereka akan start untuk konsumsi sekarang. Kalau para pebisnis punya keyakinan lebih baik, mereka akan lakukan investasi sekarang. Itu yang harus di-fix-kan," ungkapnya.