REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rosan P. Roeslani terpilih sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2015-2020. Rosan menang 102 suara dari pesaingnya Rachmat Gobel yang hanya mendapatkan 27 suara. (Baca: Rosan Terpilih Sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia)
Untuk memulai tugasnya, Rosan telah menyusun tiga agenda prioritas yang akan dikerjakan Kadin Indonesia. Pertama, konsolidasi dan penguatan kepada Kadin Indonesia dan Kadin Provinsi maupun Kadin Kabupaten/Kota.
Konsolidasi ini harus dilakukan karena Kadin merupakan mitra sejajar pemerintah dan harus memiliki wawasan, kemampuan, serta pemahaman terhadap makro ekonomi secara luas.
"Secara berkala kita akan memberikan report tiga bulanan, enam bulanan dan satu tahunan yang akan disebarkan kepada seluruh Kadin di provinsi, kabupaten/kota," ujar Rosan, Selasa (24/11).
Dalam laporan tersebut akan mengangkat analisis SWOT dari setiap daerah dan akan dikirimkan ke seluruh daerah. Dengan demikian, setiap daerah bisa berinteraksi dan bisa melihat peluang serta kompetisinya.
Hal kedua akan dilakukan Rosan yakni memperjuangkan produk unggulan Indonesia, khususnya kelapa sawit atau CPO. Sampai saat ini, Indonesia merupakan penghasil sawit terbesar namun masih belum bisa menentukan harga di dunia. Menurut Rosan, semestinya sudah saatnya Indonesia bisa menentukan harga CPO dunia.
"Itu yg kita sebut sebagai seller side, bukan buyer side dan saya bersama dengan pengusaha sawit akan memperjuangkannya," kata Rosan.
Rosan menjelaskan, upaya tersebut akan memunculkan produk Local Champion Global Citizen. Dia mengatakan, Local Champion adalah produk atau brand lokal yang menjadi kebanggaan bangsa dan mendominasi di dalam negeri. Sedangkan Global Citizen adalah Local Champions yang juga sukses menembus pasar dunia.
Prioritas ketiga akan dilakukan Rosan yakni memberikan perhatian kepada industri kreatif dan bisnis start-up. Pasalnya, kedua industri ini merupakan modal perekonomian nasional di masa mendatang.
Rosan mengatakan, saat ini bisnis start-up sudah banyak bermunculan dan mampu menarik investasi yang besar yakni mencapai 800 juta dolar AS. Dengan demikian, bisnis start-up dan industri kreatif dapat menjadi penunjang ekonomi nasional. (Baca juga: Visi dan Misi Rosan untuk Kadin Indonesia)