Rabu 25 Nov 2015 05:15 WIB

Usai Penembakan Pesawat, Turki-Rusia Saling 'Mengadu' ke PBB

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Bilal Ramadhan
Markas PBB di New York (ilustrasi)
Foto: UN.ORG
Markas PBB di New York (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Turki mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB telah menembak jatuh sebuah pesawat tak dikenal, Selasa (24/11). Pesawat tersebut melanggar wilayah udara Turki. Rusia menuduh Turki menembak jatuh satu jet tempur di dalam tetangga negaranya, Suriah.

Dalam sebuah surat kepada 15 anggota dewan dan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon, Duta Turki untuk PBB Halit Cevik mengatakan, dua pesawat mendekati wilayah udara Turki pada Selasa pagi. Penembakan jatuh dilakukan setelah sebelumnya Turki memperingatkan 10 kali dalam lima menit untuk mengubah arah.

Cevik mengatakan, kedua pesawat kemudian terbang lebih dari satu mil ke Turki selama 17 detik. Namun ia tidak mengetahui kewarganegaraan pesawat.

"Setelah pelanggaran, pesawat pertama meninggalkan wilayah udara nasional Turki. Pesawat kedua ditembak selama berada di wilayah udara nasional Turki oleh jet tempur Turki F-16 yang melakukan patroli di wilayah udara tersebut," katanya.

Pesawat kedua jatuh ke sisi Suriah dari perbatasan Turki-Suriah. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, jet tempur negaranya diserang ketika hampir satu mil di dalam wilayah Suriah. Namun Rusia belum mengetahui apakah akan membawanya ke DK PBB.

"Saya tidak tahu, mungkin," ujar Dubes Rusia di PBB Vitaly Churkin ketika ditanya apakah Rusia akan mengangkat isu di Dekan Keamanan.

Cevik mengatakan, Turki telah menulis kepada DK PBB pada enam kesempatan sebelumnya tentang pelanggaran kedaulatan Turki, integritas dan keamanan teritorial. Ia menulis, Turki tidak akan ragu untuk menggunakan hak hukum internasionalnya untuk melindungi keamanan wargan dan perbatasannya sesuai dengan aturan dan peraturan yang ditetapkan.

Sebuah koalisi pimpinan AS telah membom kelompok militan ISIS di Suriah dan Irak selama lebih dari satu tahun. Sementara Rusia memulai serangan udara di Suriah pada September lalu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement