REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga filantropi Dompet Dhuafa mengadakan pameran produk pemberdayaan masyarakat lewat Dompet Dhuafa Sociopreneur Fair yang digelar di mall Pacific hingga akhir November mendatang.
Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa, Yuli Pujihardi mengatakan dalam acara ini masyarakat dapat melihat produk-produk pemberdayaan ekonomi dari Dompet Dhuafa yang fokus pada pengembangan dan pemberdayaan potensi lokal.
"Khazanah lokal tiap daerah terus tumbuh menjadi ikon atau bahkan menjadi primadona baik di nusantara dan mancanegara. Seperti halnya Kopi Gayo yang tersohor di kalangan penikmat kopi di luar negeri," ujar Yuli Pujihardi dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (24/11).
Ia menjelaskan, pada kegiatan ini, Dompet Dhuafa berkesempatan untuk mengenalkan produk hasil program pemberdayaan ekonomi, baik dari sektor pangan maupun kerajinan. Beras merah, beras hitam, beras coklat, gula semut, madu, kopi Gayo dan kopi Temanggung, menjadi lini produk pemberdayaan dari sektor pangan.
Selain itu, tas perca dari Kelompok Disabilitas, tas rajut, tas dari eceng gondok, kain tenun Kalimantan, payung lukis Klaten, batik Tuban, kerajinan kulit Garut, juga turut tersaji di etalase kegiatan tersebut
Tak hanya produk, Dompet Dhuafa juga menghadirkan demo langsung dari ahlinya mengenai beragam produk. Demonstrasi menjahit kerajinan tangan oleh komunitas penjahit disabilitas, melukis payung, membatik, hingga demonstrasi meracik kopi Gayo.
Ia berharap, kegiatan ini dapat membuat semua pihak lebih mengapresiasi produk-produk lokal yang dihasilkan oleh tangan-tangan masyarakat Indonesia.
Khususnya produk lokal yang merupakan warisan budaya asli Indonesia seperti batik, payung lukis maupun kain tenun. Sehingga kegiatan ini juga dapat berkontribusi dalam upaya melestarikan budaya Indonesia.