REPUBLIKA.CO.ID, PAYNESVILLE -- Bocah 15 tahun asal Liberia meninggal karena infeksi ebola, Selasa (24/11). Ia menjadi korban pertama sejak Liberia mendeklarasikan kondisi bebas ebola pada September.
Kepala medis, Francis Kateh mengatakan bocah laki-laki tersebut dinyatakan positif Ebola pekan lalu dan meninggal pada Senin di rumah sakit Paynesville. Ayah dan kakak bocah tersebut juga sekarang dirawat karena positif terinfeksi.
Saat ini, tambah Kateh, Liberia memantau 153 orang yang kemungkinan kontak dengan bocah tersebut. Termasuk 25 pekerja kesehatan yang 10 orang diantaranya dinyatakan tinggi risiko.
Sumber penyebaran virus kali ini masih diinvestigasi. Liberia telah meminta bantuan dua pakar dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di AS.
Menurut seorang perwakilan dari WHO, Alex Gasasira, virus ebola masih bisa bertahan di bagian tubuh yang tidak terjangkau sistem umum meski orang yang terinfeksi dinyatakan sembuh.
"Meski mereka sehat, mereka masih berkemungkinan menyebar virus melalui cairan tubuh tertentu," kata dia.
WHO telah mendeklarasikan bebas ebola dua kali di negara Afrika barat, yaitu 9 Mei dan 3 September. Kasus terakhir yang tercatat di Liberia yaitu pada Juli. Vaksin percobaan telah terbukti efektif di Guinea dan Sierra Leone sebelumnya.
Liberia masih bekerja sama dengan rekan internasional termasuk WHO dalam protokol percobaan vaksin ebola tersebut. "Sehingga percobaan vaksin ebola ini bisa diterapkan pada orang yang mungkin terekspos dalam kasus baru," kata Gasasira.