REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia akan melanjutkan operasi serangan udara melawan ISIS dengan target dekat perbatasan Turki, Rabu (25/11). Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan hal itu demi menjauhkan ISIS dari perbatasan.
"Operasi akan berlanjut tanpa keraguan," kata Peskov pada jurnalis. Menurutnya, operasi di perbatasan masih membuat militan ISIS tetap menempatkan diri di teritorial Suriah dekat perbatasan Turki tersebut.
Komentar tersebut muncul ketika hubungan Rusia-Turki menegang karena pesawat Su-24 milik Rusia ditembak jatuh oleh pesawat Turki buatan AS F-16. Insiden tersebut hanya terjadi selama 17 detik.
Dalam surat pada Dewan Keamanan PBB, Turki mengatakan telah menembak jatuh jet karena melanggar wilayah udara Turki. Bersama satu jet lain, mereka melintas lebih dari 1 mil ke wilayah udara Turki selama 17 detik.
Setelah diperingatkan selama 10 kali dalam lima menit untuk mengubah arah, satu jet tetap lurus. Sehingga Turki memutuskan untuk menembak jatuh jet tersebut. Sementara Moskow memiliki versi lain.
Otoritas Rusia mengatakan, jet Su-24 tidak pernah meninggalkan langit Suriah. Dua pilot keluar dari jet dan membuka parasut setelah ditembak dengan rudal udara ke udara oleh F-16. Satu pilot tewas setelah ditembak, sementara satu pilot lainnya diselamatkan militer Suriah dan dievakuasi ke pangkalan Rusia di Suriah.
"Operasi (penyelamatan) sukses. Pilot sudah berada di pangkalan kami. Ia hidup dan baik-baik saja," kata Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu. Ia juga mengonfirmasi bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin telah mengirim sistem pertahanan udara S-400 ke Suriah dan sebuah kapal perang ke Mediterania pasca insiden tersebut.