REPUBLIKA.CO.ID, Surabaya -- Tidak banyak yang mengetahui, Jawa Timur memiliki potensi sumber daya kelautan yang kaya. Provinsi paling timur di Pulau Jawa itu memiliki panjang pantai 1.600 Km, luas laut 208.097 Km2, 673.953 hektare terumbu karang, serta 445 pulau kecil.
Di kawasan pesisir, Jawa Timur juga tercatat memiliki hutan mangrove seluas 85 ribu hektare atau setara 6,24 persen hutan di Jawa Timur. Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menyampaikan, berbagai potensi itu belum termanfaatkan sepenuhnya.
Alih-alih termanfaatkan, menurut Saifullah, potensi itu kini terancam karena kurang mendapatkan perhatian. Menurut dia, hari ini, hampir tidak ada area di lingkungan pesisir yang tidak terkena dampak aktivitas manusia, mulai dari kawasan laut hingga pesisir.
“Masyarakat masih suka membuang sampah ke laut serta menggunakan alat peledak yang menyebabkan rusaknya ekosostem laut,” ujar Saifullah saat memberikan arahan pada Rapat Kerja Teknis Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Pesisir dan Laut, di salah satu hotel di Surabaya, Rabu, (25/11).
Sementara di kawasan pesisir, kata dia, beberapa masalah yang dihadapi adalah buruknya tata bangunan dan hunian di daerah pesisir dan pencemaran dari darat, seperti pembuangan limbah industri. Hal itu, menurut Saifullah, telah melemahkan daya dukung kawasan pesisir, sehingga rawan terjadi bencana.
Saifullah menekankan, laut merupakan masa depan bangsa Indonesia. Seiring masifnya perambahan ekosistem di darat, kata Saifullah, laut menjadi salah satu andalan bagi manusia dalam memperoleh sumber kesejahteraan.
“Laut adalah sumber kehidupan manusia. Artinya, banyak hal yang bisa dilakukan dan diambil kemanfaatan laut ini di setiap waktu. Sedangkan daratan yang menghasilkan padi, jagung dan tanaman penghasil tergantung pada musim tanam yang biasanya terjadi pada hitungan bulan,” kata dia.