REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris David Cameron sedang mencari persetujuan parlemen untuk perpanjangan serangan udara ke pemberontak ISIS di Suriah.
Ia mengajukan rencananya pada dewan perwakilan Kamis (26/11). Cameron juga menyampaikan alasan mengapa Inggris harus melanjutkan serangan udara di Suriah. Menurutnya, lebih baik bergerak daripada diam saja.
Ia juga mengatakan bahwa Inggris adalah salah satu negara yang rawan diserang ISIS. "Kita tidak naif tentang aksi militer dan kita belajar dari kejadian di Irak," katanya.
Juru bicara keuangan Partai Buruh, John McDonnell mengatakan pada Kamis (26/11), Partai Buruh telah membahas perihal ini. "Dan kami tiba pada sebuah keputusan demokratis," kata McDonnell pada BBC.
Menurutnya, ini adalah isu yang berhubungan dengan hati nurani. Sehingga, tambah McDonnell, akan lebih lebih baik jika setiap anggota parlemen memutuskan sesuai apa yang mereka pikirkan.
Ia secara pribadi mengaku skeptis atas setiap keterlibatan Inggris di Timur Tengah. "Kita perlu belajar dari apa yang terjadi di Irak, sehingga saya akan menjadikannya pijakan," tambah McDonnell.
Cameron sendiri berencana untuk memperpanjang serangan udaranya di Suriah. Namun kali ini ia ingin mendapat dukungan dari parlemen. Cameron ingin menghindari kejadian pada 2013 ketika ia kehilangan dukungan parlemen dalam isu serangan udara melawan pasukan pemerintah Suriah.