Kamis 26 Nov 2015 22:18 WIB

Turki Klaim Sudah Berikan Peringatan Sebelum Tembak Jet Rusia

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Kementerian Pertahanan Rusia merilis analisis radarnya mengenai pesawat jet Rusia yang ditembak jatuh pesawat tempur Turki dekat perbatasan Suriah menyusul analisis Turki yang dikeluarkan satu hari sebelumnya.
Foto: hurriyet
Kementerian Pertahanan Rusia merilis analisis radarnya mengenai pesawat jet Rusia yang ditembak jatuh pesawat tempur Turki dekat perbatasan Suriah menyusul analisis Turki yang dikeluarkan satu hari sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Militer Turki merilis rekaman suara beberapa saat sebelum pesawat jet mereka F-16 menembak jet Su-24, Rabu (25/11). Rekaman tersebut berisi beberapa peringatan pada pesawat tempur Rusia tersebut.

"Ubah arah selatan Anda segera," kata suara dalam rekaman tersebut dalam bahasa Inggris.

Militer Turki mengatakan mereka telah memberi peringatan sebanyak 10 kali pada jet Rusia sebelum akhirnya memutuskan untuk menembak. Menurut pejabat Turki, otoritas bahkan tidak mengetahui bahwa jet tersebut milik Rusia.

Pada Rabu, militer Turki mengaku telah menghubungi militer Rusia untuk menjelaskan peraturan terkait insiden dan mereka telah mencoba menyelamatkan para pilot. Turki menegaskan bahwa mereka siap untuk segala macam kerjasama dengan Moskow terkait insiden.

Satu pilot terkonfirmasi telah tewas ditembak ketika masih dalam parasutnya setelah keluar dari jet yang terbakar. Satu pilot lainnya yang kemudian diketahui bernama Konstantin Murakhtin berhasil diselamatkan.

Pada Rabu, ia menyangkal klaim bahwa jet melanggar wilayah udara Turki. Ia juga menyangkal laporan Turki telah memberi peringatan. Kapten jet ini mengaku sangat mengetahui wilayah dimana ia terbang.

"Jet tidak berada di wilayah udara Turki bahkan satu detik pun," kata Murakhtin, dikutip BBC.

Ia diselamatkan dari wilayah pemberontak di Suriah bagian timur laut dalam operasi selama 12 jam yang melibatkan pasukan khusus Suriah dan Rusia. Seorang marinis anggota tim penyelamat tewas dan satu helikopter hancur oleh pemberontak selama operasi.

Pemberontak Suriah merilis video berisi jasad yang diduga pilot Su-24 lainnya, Letnan Kolonel Oleg Peshkov. Insiden yang terjadi pada Selasa tersebut membuat Rusia memutuskan kontak militer dengan Ankara.

Rusia juga mengatakan akan menempatkan sistem misil anti-pesawat canggih mereka di Suriah untuk menghancurkan setiap target yang mengancam pesawat jet Rusia. Rusia juga mengatakan akan mengirim pesawat pengebom untuk mengawal jet tempur yang melakukan serangan udara ke Suriah.

Pada Kamis, Rusia juga mulai mengetatkan peraturan untuk impor makanan dan hasil pertanian dari Turki. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan membela tindakan yang dilakukan militer negaranya.

"Setiap orang harus menghargai hak Turki untuk melindungi perbatasannya," kata dia. Erdogan mengaku tidak ingin meningkatkan ketegangan di masa depan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement