REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Salah satu pendiri band rock asal California, Eagles of Death Metal (EODM), yang mengadakan konser di tempat yang menjadi sasaran serangan kelompok militan di Paris bulan ini, mengatakan dalam sebuah wawancara pada Rabu (Kamis WIB) bahwa dirinya berhadapan dengan seorang pelaku di belakang panggung.
Para anggota band memberikan wawancara pertama mereka sejak serangan yang dilakukan di gedung konser Bataclan pada 13 November lalu ketika tiga orang dengan senapan dan bahan peledak menerobos masuk dan membunuh 89 orang.
Kejadian tersebut menewaskan korban paling banyak orang dari serangkaian serangan di penjuru ibu kota Prancis yang menewaskan 130 orang. Serangan tersebut diakui dilakukan oleh kelompok bersenjata ISIS. (Baca: Lady Liberty Ternyata Muslim)
Berikut pengakuan personel 'Eagles of Death Metal' terkait pengalamannya berada di bawah todongan senapan teroris.