Jumat 27 Nov 2015 04:47 WIB

Ini Alasan Tentara Kolombia Tertarik Menjadi Tentara Bayaran UAE

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Julkifli Marbun
Pesawat-pesawat tempur Uni Emirat Arab mengebom target-target pemberontak Syiah Houthi di berbagai penjuru Yaman, Sabtu (5/9).
Foto: Youtube
Pesawat-pesawat tempur Uni Emirat Arab mengebom target-target pemberontak Syiah Houthi di berbagai penjuru Yaman, Sabtu (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Uni Emirat Arab (UAE) diketahui menyewa dan menurunkan sejumlah tentara bayaran asal Amerika Selatan, terutama yang berasal dari Kolombia. Bahkan, UAE disebut-sebut telah menggelontorkan dana sebesar jutaan dolar AS untuk tentara-tentara tersebut.

Seperti dilansir The New York Times, Kamis (26/11), tentara-tentara tersebut sempat dilatih oleh angkatan bersenjata Uni Emirat Arab. Bahkan, pelatihan militer tersebut sempat dilakukan oleh sejumlah tentara asal Amerika Serikat. Pelatihan tersebut dilakukan di pangkalan militer milik UEA, Zayed.

Seperti layaknya di barak militer, para tentara tersebut berlatih untuk menembak, navigasi, dan melakukan pengendalian massa. Logistik untuk para tentara tersebut pun telah disiapkan. "Makanan yang disajikan selalu sama. Setiap hari selalu ayam," ujar salah satu anggota tentara bayaran tersebut seperti dikutip New York Times.

Semua peralatan yang digunakan tentara-tentara bayaran itu juga ditanggung oleh Uni Emirat Arab (UAE).

Setidaknya UEA telah mengeluarkan dana sekitar jutaan dolar AS untuk berbagai perlengkapan perang tentara-tentara tersebut, mulai dari senjata, kendaraan tempur, sistem komunikasi, hingga teknologi night vision.

Alasan ekonomi memang masih menjadi alasan utama tentara-tentara tersebut bertahan di UEA.

Tentara-tentara tersebut menerima bayaran paling tidak dua ribu hingga tiga ribu dolar AS setiap bulan. Tambahan 1000 dolar AS per pekan akan diterima para tentara tersebut, jika mereka dikirim ke Yaman.

Angka ini sangat jauh berbeda dibanding pendapatan mereka saat masih menjadi tentara di Kolombia, yang menerima rata-rata 400 dolar AS.

Saat ini, setidaknya sekitar 450 tentara asal Amerika Selatan, termasuk dari Kolombia, berada di Yaman dan bergabung dengan tentara koalisi negara Arab untuk menggempur basis Pemberontak Houthi.

Setidaknya ratusan tentara asal Kolombia sudah bergabung dengan proyek tentara bayaran ini, sejak program ini mulai diadopsi oleh UEA pada 2010 silam.

Rata-rata perekrutan tentara bayaran itu dilakukan oleh sebuah perusahaan swasta asal Kolombia, yaitu Global Enterprises. Perusahaan tersebut disebut dimiliki oleh mantan komandan pasukan khusus Kolombia, Oscar Garcia Batte.Motivasi untuk mendapatkan gaji yang lebih baik ini diamini oleh Presiden Asosiasi Pensiunan Angkatan Bersenjata Kolombia, Jaime Ruiz. Bahkan lantaran gaji yang diterima cukup besar, sejumlah tentara asal Kolombia memilih untuk pensiun dini.

"Itu adalah tawaran yang sangat bagus, dengan gaji yang tinggi dan asuransi. Para tentara-tentara terbaik kami jelas melihat peluang tersebut. Banyak di antara mereka yang akhirnya memutuskan pensiun dini dari Angkata Bersenjata dan akhirnya pergi ke sana," tutur Ruiz.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement