Jumat 27 Nov 2015 20:36 WIB

KEK Sei Mangkei Diharap Dapat Percepat Pembangunan Indonesia

Rep: Issha Harruma/ Red: Dwi Murdaningsih
Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei
Foto: M Syafii/Antara
Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei

REPUBLIKA.CO.ID, SIMALUNGUN -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution berharap, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei yang dirancang untuk mengakomodasi lebih dari 200 unit industri dapat berperan bagi percepatan pembangunan Indonesia. KEK Sei Mangkei pun, lanjutnya, diharap dapat menjadi perwujudan daya saing bangsa Indonesia dengan mengurangi ketergantungan Indonesia pada barang impor.

"Apalagi KEK Sei Mangkei ini merupakan KEK pertama yang diresmikan kesiapan beroperasinya oleh Presiden Jokowi pada 27 Januari 2015 lalu," kata Darmin saat meresmikan Pabrik PT Unilever Oleochemical Indonesia (UOI) di KEK Sei Mangkei, Simalungun, Sumatera Utara, Kamis (26/11).

Darmin mengatakan, KEK Sei Mangkei memiliki daya dukung sangat komprehensif yang berada di sekitarnya. Salah satunya, sumber bahan baku yang tersedia dengan sangat memadai. Ia menyebutkan, sumberdaya air berkelanjutan yang berasal dari Danau Toba mencapai 3,5 miliar meter kubik setiap tahunnya. Dengan ketinggian 900 meter dari permukaan laut, lanjutnya, menjadikan Danau Toba sebagai pembangkit listrik yang tidak hanya bersih, namun juga berkelanjutan.

Di samping itu, Darmin mengatakan, melalui aliran sungai Asahan, Sumut berpeluang membangkitkan sekitar 1.100 Megawatt daya listrik. Selain sungai Asahan, lanjutnya, di sekitar kawasan Sei Mangkei, di pesisir Pantai Timur Sumatera Utara, juga terdapat enam wilayah sungai, termasuk Bah Bolon. Wilayah sungai ini, kata Darmin, menjadi sumber daya penting bagi keberlanjutan KEK Sei Mangkei, Kuala Tanjung dan aktifitas sosial-ekonomi lain di wilayah ini.

“Masih diperlukan komitmen, konsistensi dan dukungan dari seluruh pihak terkait, baik pemerintah maupun dunia usaha, agar tujuan kita mengembangkan dan membangun KEK bagi kesejahteraan rakyat dapat dicapai,” kata Darmin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement