REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan semen milik negara, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, menjajaki penerbitan obligasi berkelanjutan senilai Rp 3,5 triliun pada 2016. Direktur Keuangan Semen Indonesia Ahyanizzaman mengatakan hal tersebut guna mendanai sejumlah keperluan usaha perseroan.
Dia menambahkan, porsi nilai penerbitan obligasi pada tahap pertama bisa mencapai 20 persen hingga 30 persen. “Setelah itu 60 persen sampai 70 persen dan terakhir 10 persen,” ujarnya, Jumat (27/11).
Emiten berkode saham SMGR, lanjutnya, belum dapat memastikan apakah obligasi yang diterbitkan tersebut dalam mata uang rupiah atau valas. Pihaknya akan mencermati biaya dari penerbitan obligasi tersebut.
Di tempat yang sama, Direktur Utama Semen Indonesia Supami mengatakan perseroan berencana menganggarkan belanja modal senilai Rp 7 triliun pada 2016, atau meningkat dibandingkan dengan perkiraan Rp 5,9 triliun pada tahun depan. Selain itu, perseroan berencana membangun pabrik baru di Pidie, Nanggroe Aceh Darussalam.
Pembangunan pabrik itu diperkirakan membutuhkan dana investasi sekitar Rp3,5 triliun sampai Rp4 triliun. Kapasitas produksi diperkirakan mencapai 3 juta ton. "Biayanya bisa sampai 120 dolar AS per ton,” katanya.
Suparni mengatakan Semen Indonesia akan menjadi pemegang saham mayoritas dengan porsi kepemilikan sekitar 70 persen dan akan bermitra dengan salah satu perusahaan lokal di Aceh. “Mereka yang punya lahannya,” katanya.