REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- 30 orang guru dari Madrasah Uthmaniah Yayasan Takmir Pendidikan (YTP) Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) Pulau Pinang Malaysia bersama Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah Dewan Dakwah Islam Indonesia (LAZIS-DDII) mengunjungi Warung Air Merapi di Klaten, Rabu (26/11).
Kedatangan dua lembaga ini untuk melihat hasil pembangunan sumur di kaki gunung Merapi. Kafilah Malaysia di bawah pimpinan rombongan Ustaz Fadzil B Alias dibawa berjalan-jalan dan melihat langsung pembangunan warung air yang dibangun LAZIS DDII.
Pembangunan yang terlaksana berkat dukungan Global Peace Mission (GPM) Malaysia itu terletak di Dusun Ngrancah, Desa Bumiharjo, Kecamatan Kemalang, Klaten, Jawa Tengah.
"Untuk mendukung kerja para dai Dewan Dakwah di pedalaman, kami mengemas program dakwah bil-haal seperti penyediaan sumber air, misalnya Warung Air Merapi ini," jelas Direktur Eksekutif LAZIS DDII Ustaz Ade Salamun dalam keterangan tertulisnya kepada Republika, Sabtu (28/11).
Sembari melihat-lihat lokasi, kafilah Malaysia tersebut disajikan jajanan khas daerah setempat, seperti; ubi rebus, kacang, dan jagung rebus. Tak ketinggalan pula, kafilah juga diajak menyantap buah durian yang menjadi khas daerah setempat.
Sembari menikmati hidangan, para tamu tersebut mendapat penjelasan dari Ustaz Ade tentang program dakwah pedalaman. Ia menjelaskan, sumur air tanah yang berjarak 10 km dari puncak Gunung Merapi ini berkedalaman 210 meter dengan debit air optimum 4,2 liter/detik.
Peresmiannya bertepatan dengan peringatan Hari Air Sedunia, 22 Maret lalu. Sumber air yang disebut Warung Air Merapi ini menyuplai air bagi warga dan masjid serta mushalla desa-desa di Kemalang.
"Pada musim kekeringan September-November 2015, Warung Air Merapi menyuplai sekitar 700 tanki air untuk warga di lima desa di sekitarnya," jelas Ustaz Ade. Diperkirakan jumlah pemanfaat air tersebut kurang lebih seribu jiwa.
Pakar tenaga surya dari Universiti Sains Malaysia Profesor Kamarulazizi Ibrahim mengapresiasi kiprah DDII dalam memberikan solusi kehidupan bagi ummat seperti penyediaan sumber air.
Air adalah kebutuhan primer bagi setiap orang. Menyediakan kebutuhan primer bagi objek dakwah merupakan langkah cerdas dalam menebar syiar Islam.
Prof Ibrahim menyarankan beberapa renovasi untuk Warung Air agar pemanfaatannya lebih maksimal. Ia menyarankan agar mesin diesel yang ada diganti dengan mesin lain yang dimodifikasi.
Alasannya, agar sesuai dengan bahan bakar minyak nabati (biofuel). Misalnya BBM dari biji pohon kelapa, jarak, kemiri, dan lain-lain.
"Biofuel aromanya wangi, dan suara mesin tidak begitu berisik seperti mesin diesel berbahan minyak solar ini," jelas Prof Ibrahim, salah satu dari tiga profesor dalam rombongan kafilah Malaysia tersebut.
LAZIS DDII menyambut baik saran tersebut. Ustadz Ade berjanji sesegranya saran-saran dari para profesor tersebut akan diterapkan. "Insya Allah akan kami follow up masukan dari Profesor," kata Ustaz Ade.