Ahad 29 Nov 2015 02:51 WIB

Islam Tempatkan Ilmu Pengetahuan Sejalan dengan Agama

Ketua Umum DDII Muhammad Siddiq
Foto: ROL/afif Rahman Kurnia
Ketua Umum DDII Muhammad Siddiq

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Mohammad Shiddiq mengungkapkan cendikiawan Muslim Prof Ismail al Faruqi bersama beberapa rekannya telah mendirikan lembaga penelitian dan pemikiran Internasional Institut of Islamic Thought (IIIT) di Virginia Amerika Serikat selanjutnya berkembang di negara lain.

Berdasarkan pembentukan IIIT yang terus berkembang, lanjutnya, hasil penelitian dituangkan dalam buku-buku melibatkan cendikiawan Muslim dari seluruh dunia dari berbagai disiplin ilmu untuk mendukung program Islamization of Knowledge atau dikenal dengan Islamic Epstimologi atau IE.

"IE mencoba membuat ruh Islam kepada ilmu hingga terjadi suatu 'Syntesa' atau integrasi ilmu yang harmonis antara ilmu berbasis wahyu dan ilmu berbasis akal," ungkap Mohammad Shiddiq.

Koordinator IIIT Indonesia ini menambahkan yang harus diperjuangkan saintis Muslim sebagai konsekwensi keimanan dalam membangun paradigma ilmu bebas dari dikotomi, adalah memudahkan generasi muslim membuka wawasan Islamic World Veiw.

Sedangkan guru besar UNM Mansyur H Gani menuturkan Islam menempatkan sains dan ilmu pengetahuan sebagai suatu yang utama dalam upaya mengangkat harkat dan martabat manusia. Islam menempatkan ilmu pengetahuan sejalan dengan agama.

"Ilmu pengetahuan tanpa agama dan agama tanpa ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang tidak memiliki makna. Banyak orang mempunyai pengetahuan namun tidak percaya dengan agama, begitupun sebaliknya," beber dia.

Menurut dia, Alquran merupakan pedoman bagi umat manusia, ketika mereka ingin mendapatkan keselamatan dunia akhirat. Segenap persoalan kehidupan dapat ditemui dalam kandungan Alquran, tidak terkecuali ilmu pengetahuan.

"Isi kandungan surah Arrahman ayat 33 menjelaskan pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan umat manusia. Dengan ilmu pengetahuan, manusia dapat mengetahui seluruh isi semesta dan menciptakan hal baru," tuturnya.

Senada dilontarkan Muhammad Nusran, untuk membuat Islamic World View adalah bagaimana membuat padangan orang tentang ilmu islami itu, jadi bukan sekularisasi ilmu.

"Sebenarnya dalam seminar ini bukan membahas ilmu pasti melainkan menghilangkan sekat. Sebenarnya ilmu itu tidak bebas nilai. Artinya ada nilai bukan bebas liberal, tapi ilmu itu berpihak pada kebenaran, karena ilmu itu datang dari Allah SWT,"ujar dia .

Pengetahuan dan Ilmu yang diberikan kepada orang-orang yang tidak mempunyai agama, akan bermaksiat berbeda dengan orang jujur mempunyai ilmu tentu akan menegakkan kebenaran.

"Ilmu itu berbeda dengan pengetahuan. Pengetahuan bisa saja dimililki orang banyak, tapi kalau ilmu itu dimilki hanya pada orang orang yang diberikan cahaya dan ilham," ucapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement