REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump kembali mengatakan pernyataan kontroversial. Ia mengklaim bahwa warga Muslim di kota Jersey menanggapi serangan menara kembar World Trade Center di Manhattan pada 11 September 2011 dengan menyebarkan sentimen ke seluruh dunia.
"Di seluruh dunia, warga Muslim sepenuhnya liar," ujarnya saat kampanye di Sarasota, Florida, Sabtu (28/11) waktu setempat, dikutip the Guardian.
Sebelumnya, Trump juga dikecam karena mengatakan bahwa dia melihat ribuan warga Kota Jersey bergembira saat menara kembar ambruk. Para pencari fakta membantah klaim tersebut.
Setelah serangan Paris dua pekan lalu, Trump menjadi salah satu yang paling vokal dari kandidat Republik dalam menyuarakan skeptisme mengenai warga Muslim di AS. Dia mengaku akan menciptakan pusat data nasional yang dapat mengawasi warga Muslim di negara tersebut.
Meski demikian, pernyataan kontroversial Trump menjatuhkan hasil jajak pendapat nasional yang digelar Reuters/Ipsos. Dalam lima hari terakhir, posisinya jatuh 12 poin dari 43 persen menjadi 31 persen, walaupun dia tetap memimpin hasil jajak pendapat dibandingkan kandidat lain.
Trump mendukung klaimnya dengan kesaksiannya melihat orang yang merayakan peristiwa 11 September. Dia menyebut artikel dalam Washington Post pada 2011 yang menyatakan bahwa otoritas setempat menangkan warga yang merayakan serangan tersebut. Artikel tersebut ditulis Serge Kovaleski yang merupakan difabel dan saat ini bekerja untuk New York Times.
Trump sebelumnya mengejek reporter tersebut. Namun, kemudian membantah hal tersebut. "Saya tidak akan mengejek orang difabel. Saya katakan padamu, saya tidak akan pernah melakukan itu," ujarnya.