Ahad 29 Nov 2015 07:23 WIB

STEI SEBI Bekali Wisudawan dengan Kedermawanan (Bagian 2-Habis)

Sebanyak 150 lulusan STEI SEBI Angkatan X diwisuda, Sabtu (28/11).
Foto: Dok SEBI
Sebanyak 150 lulusan STEI SEBI Angkatan X diwisuda, Sabtu (28/11).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- STEI SEBI melepas 150  wisudawan angkatan ke-10 dari seluruh mahasiswa terbaiknya, di Depok, Sabtu (28/11). Acara tersebut dihadiri Ketua Yayasan SEBI M Taufik Ridlo dan Perwakilan Majelis Wali Amanat  Dr Charmeida Tjokrosuwarno.

Prof DR KH Didin Hafidhuddin memberikan orasi ilmiah pada wisuda tersebut. Menurut mantan ketua Baznas itu, kesejahteraan suatu masyarakat ternyata bukanlah terindikasi dari pertumbuhan ekonomi semata, namun sebagaimana tertera pada firman Allah SWT pada surat Al-A’raf (7) ayat 96.

“Kesejahteraan tersebut justru berasal dari kebaikan kolektif yang dijalankan dengan kesadaran penuh dari masing-masing pribadi yang bertanggung jawab,” kata Kiai Didin.

Kiai Didin mengemukakan, penguatan kesadaran akan sifat kedermawanan bagi seluruh lapisan masyarakat ini akan mengakibatkan keberkahan bagi bangsa dan negara secara menyeluruh.

“Dengan karakter masyarakat yang memiliki etos kerja dan etika kerja yang kuat tidak korup, dan mengedepankan usaha mencari rizki yang halal serta menjauhkan dari usaha yang haram, pada akhirnya keberkahan rizki dan keberkahan kehidupan akan diraih oleh masyarakat dan bangsa secara luas,” papar Kiai Didin.

 

Pendiri STEI SEBI itu menegaskan, bila pendiri bangsa, presiden Sukarno, meminta 10 pemuda untuk mengubah dunia, STEI SEBI berharap kepada 150 wisudawannya tahun ini untuk terus berkontribusi lebih banyak bagi dunia dan kemanusiaan setelah kelulusan.

Hal itu antara lain  dipelopori dengan penandatanganan  nota kerja sama antara para donatur beasiswa di antaranya CIMB Niaga, Adira Finance, Dompet Dhuafa dan dihadiri lembaga donor lainnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement