Ahad 29 Nov 2015 11:38 WIB

Begini Cara Warga Bandung Dukung Gerakan Antikorupsi

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: M Akbar
Aktifis dari Gerakan Anti Korupsi Alumni Lintas Perguruan Tinggi mengunakan sarung tangan saat aksi solidariatas di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/11). (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Aktifis dari Gerakan Anti Korupsi Alumni Lintas Perguruan Tinggi mengunakan sarung tangan saat aksi solidariatas di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/11). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah murid, guru, dan warga di SDN Andir Kidul, Bandung mengecap 1.300 lembar kain perca sebagai bentuk komitmen dan dukungan antikorupsi. Kegiatan itu termasuk rangkaian kegiatan Prung! Festival Antikorupsi 2015. Tujuannya, untuk menanamkan sifat antikorupsi sejak dini demi mewujudkan generasi emas Indonesia di masa mendatang.

“Hari ini kami bersama-sama menandatangani kain perca ini sebagai bentuk komitmen kita masyarakat antikorupsi untuk membuat Indonesia lebih baik lagi,” ujar Panitia Konsorsium Komunitas Festival Antikorupsi 2015 Ceuceu Etit Gartiah kepada wartawan akhir pekan lalu.

Menurut Ceuceu, nantinya kain perca ini akan disatukan dengan kain perca lainnya yang ditandatangani diwaktu, tempat dan orang berbeda. Semua kain,  akan dibentangkan pada puncak perayaan Hari Antikorupsi 10-11 Desember 2015 di Alun-alun Bandung sebagai upaya bersama dalam memberantas korupsi.

“Gerakan cap tangan ini akan dijalin bersama kain perca lainnya. Kita berpegangan tangan erat untuk membuat Indonesia lebih baik lagi,” kata Ceuceu.

Sampai saat ini, kata dia, sudah ada sekitar 10 ribu kain perca yang dihimpun oleh Ruang Media Perempuan (Rumpun) Indonesia sejak memulai kampanyenya pada Januari 2015. Seluruhnya, berisi ikrar untuk menjaga diri dan keluarga untuk memberantas korupsi mulai dari diri sendiri, serta upaya penegakan mental kejujuran.

Sementara menurut Kepala SDN Andir Kidul, Ahmad Taufan, gerakan ini akan membangun generasi pemimpin berintegritas yang bebas korupsi di masa depan. Melalui gerakan ini, pihaknya ingin membangun generasi emas karena 30 tahun kedepan anak-anak ini akan menjadi pemipin.

"Gerakan ini untuk membangun nilai integritas. Saya yakin kedepan akan terlahir generasi pemimpin yang bersih dan bebas korup” katanya.

Selain membubuhi cap dan tanda tangan, para siswa, guru, dan masyarakat ini juga menuliskan harapan dan pemikirannya untuk Indonesia di masa mendatang sambil diajari 10+1 nilai integritas. Yakni, jujur, peduli, madiri, disiplin, kerja eras, sederhana, tanggung jawab, berani, adil serta sabar.

Siswa SD ini banyak menuliskan tentang kejujuran di kain percanya, seperti yang ditulis oleh siswa kelas 6 bernama Yulia R L. Yulia, menulis "Kita harus hidup jujur, kita harus menjauhi korupsi, hiduplah jujur".

Begitu juga, dengan siswa kelas 5 bernama Niko yang menekankan nikmatnya hidup secara jujur ,”hindari hal yang buruk seperti korupsi, lebih enak hidup jujur.” Siswa SD ini juga, mengikuti  lomba menggambar dengan tema Pahlawan Sehari-hari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement