REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Ceceran crude oil (minyak mentah) yang ditemukan di pantai utara (pantura) Kabuparten Indramayu, tepatnya di Desa Brondong, Karangsong, dan Singaraja, diyakini bukan berasal dari kilang minyak Pertamina RU VI Balongan.
"Dari karakteristik ceceran limbah itu, bisa dipastikan bukan milik Pertamina RU VI Balongan," kata GM RU VI Balongan Yulian Dekri, Ahad (29/11).
Meski demikian, dikatakan Yulian, adanya info ceceran minyak mentah di Brondong, Karangsong, dan Singaraja, maka pihaknya langsung turun ke lapangan. Hal ini, kata dia, sebagai wujud kepedulian dan komitment RU VI Balongan terhadap lingkungan, walaupun ceceran minyak mentah itu bukan milik RU VI Balongan.
"Pertamina RU VU baru mendapat proper emas. RU VI itu merupakan satu dari 12 dari perushaan di Indonesia yang meraih proper emas. Ini karena salah satunya, kami peduli terhadap lingkungan, termasuk ceceran minyak ini," katanya.
Bukti bahwa ceceran minyak itu bukan milik Pertamina RU VI Balongan, kata Yulian, karena tidak ada fasilitas di single booi moring (SBM) 150 ribu tidak ada kerusakan atau kebocoran. Selain itu, pada 26-27 November 2015, penyaluran crude oil dari tangker MT Galunggung dari Bayu Urip sebanyak 375 ribu barel juga tak ada masalah.
"Sehingga saat kejadian pada Jumat itu, otomatis kita bantu untuk selesaikan penanganannya. Tapi, Ini kita belum tahu dari mana. Sekarang kita masih uji sampel. Hasilnya akan segera kita umumkan setelah selesai," katanya.
Dengan kondisi seperti itu, kata Yulian, RU VI Balongan menyatakan ceceran itu bukan berasal dari RU VI. Namun demikian, pihaknya selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk penanggulangan tersebut.