Ahad 29 Nov 2015 23:15 WIB

Bani Israil Dikutuk Jadi Kera

Rep: c62/ Red: Agung Sasongko
Laut Merah
Foto: Wikipedia
Laut Merah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karena kedua belah pihak sudah lelah menyampaikan pendapatnya akhirnya diputuskanlah kesepakatan, yakni membagi dua daerah tersebut.  Dan, kaum beriman setuju.

Persetujuan itu didasari keinginan agar tidak ada lagi perpecahan karena kaum satu dan kaum lainnya berbeda pendapat tentang tradisi dilarang melaut ketika Sabtu. "Baiklah kita bagi dua saja daerah ini. Sehingga, kami merdeka berbuat apa saja yang kami inginkan, di kampung bagian kami, dan kalian juga merdeka pula berbuat apa yang kalian kehendaki atas hak kalian," katanya.

(Baca: Awal Mula Bani Israil Minta Sabtu Jadi Hari Beribadah)

Setelah diputuskan kesepakatan itu, Sabtu menjadi waktu berpesta bagi kaum yang tidak beriman. Mereka tidak lagi menggunakan Sabtu untuk menyembah Allah SWT. Sementara, kaum yang beriman tetap mengingatkan dan menyeru keluarga dan kerabat dekatnya agar tidak meniru melakukan pesta pada hari tersebut.

Karena pelanggaran ini terj adi pada zaman Nabi Daud, akhirnya Nabi Daud berusaha keras mem peringatkan kaum yang melaut pada Sabtu. Nabi Daud juga memperingatkan kaum Bani Israil yang melaut agar tidak lagi berpesta, hanya karena mendapatkan tangkapan ikan banyak.

(Baca Juga: Bani Israel Bagi Dua Laut Merah)

Namun, usaha itu tidak berhasil sehingga masalah ini dia serahkan kepada Allah SWT, dengan harapan agar Allah SWT saja yang mem peringatkan.  Kemudian, turunlah ayat ke-18 surah Shaad. "Sesungguhnya kami telah menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi."

Orang-orang tidak mau mengikuti nasihat Nabi Daud dan semakin ingkar. Mereka tamak dalam kehidupannya, mereka mengerjakan segala macam dosa dalam hidupnya. Tabiat mereka berubah menjadi seperti kera atau beruk, tidak tahu halal dan haram, tidak kenal pematang atau pagar.

Akhirnya, bukan hanya tabiatnya yang berubah jelek, tetapi rupa dan bentuk merek juga jadi memburuk. Tabiat yang kasar dan dosa yang terlalu banyak telah meng ubah bentuk dan rupa mereka, menyerupai kera atau lebih buruk.

Pada satu hari terjadilah gempa yang begitu dasyat sehingga membuat desa itu luluh lantak.

Gempa itu melenyapkan semua golongan ingkar yang sedang melakukan aktivitas pada Sabtu. Sementara, golongan yang beriman selamat. Mereka lah orang- orang yang taat terhadap perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement