REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur menginisiasi gerakan pelajar antiradikalisme dan narkoba, Ahad (29/11).
Deklarasi dilakukan merespons kekhawatiran merebaknya pengaruh paham radikal serta peredaran narkoba di kalangan pelajar.
“Kita jelas bertekad bulat melawan segala bentuk radikalisme dan peredaran narkoba yang ada di dunia pendidikan. Mengingat jaringan radikalisme dan narkoba yang berkembang di luar negeri maupun yang sedang tumbuh di Indonesia sudah mulai masuk ke nadi-nadi dunia pendidikan,” ujar Ketua IPNU Jatim Haikal Atiq Zamzami
Dalam waktu dekat, tutur Haikal, pihaknya akan menggalang dukungan dari seluruh sekolah dan perguruan tinggi di Jawa Timur untuk bersama-sama menyatukan komitmen memerangi radikalisme. Pelajar NU, kata dia, didorong untuk menjadi pelopor dalam mengampanyekan semangat antiradikalisme.
Bertempat di Kantor Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur di Surabaya, deklarasi pelajar antiradikalisme dan narkoba diikuti 300 pelajar perwakilan kota/kabupaten di Jawa Timur.
Dalam kegiatan tersebut, ditandatangani nota kesepahaman antara IPNU Jawa Timur, Dinas Pendidikan Jawa Timur, serta Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Timur.
Lembaga-lembaga tersebut bersepakat untuk bekerjasama menangkal paham radikal dan narkoba di kalangan pelajar. Deklarasi juga dihadiri Ketua DPRD Jatim Halim Iskandar, BNN Provinsi Jatim Sutrisno, Ketua PWNU Jatim Mutawakkil Alallah dan Ketua Pengurus Pusat IPNU Khoirul Anam Harisah.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman mengatakan, strategi preventif sejak dini memang perlu dilakukan terutama bagi generasi muda.
“Guru agama di sekolah-sekolah dalam mengajarkan Islam harus proporsional dan komprehensif. Sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang keliru,” kata dia.