REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya untuk memprovokasi umat beragama di Bali kembali terjadi. Anggota DPD dari Bali I Gusti Ngurah Arya Wedakarna beberapa hari yang lalu kembali membuat pernyataan menolak Syariah di Bali yang memprovokasi dua umat beragama di Bali.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali, Taufik As'adi mengakui aksi provokasi terhadap umat Islam dan Hindu di Bali ini memang sering terjadi dengan tujuan tertentu.
"Ada upaya untuk terus membenturkan muslim dan Hindu di Bali," katanya kepada Republika.co.id, Senin (30/11).
(Baca: Wedakarna: Bali Bisa Jadi Seperti Israel).
Salah satunya, kata Taufik adalah tindakan Wedakarna yang selalu melakukan aksi provokasi terhadap Muslim di Bali. Dan lanjutnya, provokasi Wedakarna terhadap muslim di Bali ini bukan pertama kalinya.
"Ia terus membuat isu-isu yang bersifat gesekan antarumat beragama di masyarakat Bali," ujarnya.
Diakuinya, berbagai statemen kebencian terus dilakukannya atas nama melindungi masyarakat Bali. Misalnya penolakan masuknya perbankan syariah di Bali, antisertifikasi halal di Bali dan yang terbaru provokasinya terhadap beberapa Masjid di Bali.
Pihak MUI pun telah membicarakan hal ini di Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) agar permasalahan ini tidak menyebar dan dapat diantisipasi lebih dini. "Saya dan FKUB sudah mengadakan pertemuan untuk kasus Wedakarna ini, dan Rabu ini pertemuan dilanjutkan di Kantor Gubernur Bali," katanya.
Baca: Ulama Resah Atas Pernyataan Bali Bisa Jadi Seperti Israel