Senin 30 Nov 2015 23:10 WIB

Ribuan Bangkai Ikan Penuhi Pantai Ancol

Rep: c21/ Red: Maman Sudiaman
Ribuan ikan mati dan terapung di sepanjang Pantai Ancol, Jakarta Utara, Senin (30/11).ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Ribuan ikan mati dan terapung di sepanjang Pantai Ancol, Jakarta Utara, Senin (30/11).ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Bau busuk dan anyir di Pantai Ancol, Jakarta Utara terasa menyengat. Kondisi ii terjadi menyusul ribuan ikan mati yang memenuhi pantai wisata itu, Senin (30/11) pagi.

Kasubdit Penegakan Hukum (Gakkum) Direktorat Polisi Air (Ditpolair) Polda Metro Jaya, Kompol Edi Guritno menuturkan warga di sekitar sana melihat air laut berubah menjadi coklat sejak beberapa hari lalu.

"Kata warga, air laut warnanya sembat terbagi dua. Bagian tepi berwarna cokelat dan tengahnya bewarna biru. Sangat tidak biasa kata mereka," kaya Edi saat dihubungi wartawan di Jakarta, Senin (30/11).

Berbagai jenis ikan, seperti Bandeng, Kakap, Belanak dan ikan Ktang-Ketang terlihat mengambang di bibirpantai. Edi, mengatakan untuk penyelidikan, pihaknya akan mengambil dua sampel yang terdiri dari ikan dan air. Nantinya sample tersebut bisa diperiksa di laboratorium di Dinas Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

Satu mobil pick-up milik Direktorat Polisi Air Polda Metro Jaya, telah mengangkut bangkai ikan tersebut. Proses pengambilan bangkai ikan dilakukan sejak pukul 07.00 Wib, sampai sore hari.

Pada tahun 2010, hal serupa pernah terjadi di Pantai Ancol. Ribuan ikan tersebut mati mengapung di bibir pantai tersebut. Saat itupun banyak pengunjung di Pantai Ancol melihat sebagian kulit ikan mengelupas.

Banyak orang yang menduga pada saat itu ikan-ikan mati, karena terkena polusi dan racun. Sebab banyak pengunjung yang memadati bibir pantai. ‎Namun saat itu pihak pengelola pantai, mengatakan jika ikan mati dan terbawa arus air laut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement