REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Tokoh aktivis Papua Filep Karma yang telah dibebaskan bulan ini setelah lebih dari satu dekade di balik jeruji besi, telah berjanji untuk menghidupkan kembali gerakan kemerdekaan dari Indonesia. Ia mengatakan, telah siap untuk kembali ke penjara jika perlu.
Dilaporkan Reuters, seperti ditulis Sydney Morning Herald, Selasa (1/12), Karma mengatakan, dia tidak berpikir Presiden Joko Widodo memiliki kekuatan yang cukup atas militer dan polisi untuk benar-benar memutuskan masa depan Papua.
"Saya percaya Jokowi sebagai pribadi, tapi saya tidak percaya dia sebagai presiden," kata Karma.
"Sebagai presiden dan panglima tertinggi, ia (Jokowi) tidak memiliki pengaruh atas militer dan polisi," katanya lagi.
Menurut dia, gerakannya berada dalam semangat tinggi untuk memperjuangkan kebebasan Papua. "Karena perjuangan kami dapat didengar secara global setelah Papua telah dibuka untuk wartawan asing," kata Karma.
Ia menegaskan, pada masa lalu orang-orang mengatakan perjuangan mereka untuk kemerdekaan hanya mimpi. Tapi sekarang, ia menambahkan, kemerdekaan adalah sesuatu yang pasti.
Karma ditangkap pada Desember 2004 usai mengibarkan bendera Bintang Kejora. Pengadilan menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara. Hukuman untuknya sempat memicu protes dari Amnesty International dan kelompok hak asasi manusia lainnya. Pihak berwenang Indonesia membebaskannya awal bulan lalu, tapi Karma menolak untuk mengakui kesalahannya.